Mohon tunggu...
Dadan Nugraha
Dadan Nugraha Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penggemar kegiatan di alam terbuka terutama mendaki gunung dan menjelajah hutan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Saat ini

14 Juni 2012   07:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kadang saya teringat kembali saat dulu kuliah di satu sekolah tinggi ekonomi di Surabaya di awal tahun 1990-an. Begitu diterima jadi mahasiswa baru diwajibkan mengikuti satu unit kegiatan mahasiswa (UKM), saya memilih gabung di UKM mahasiswa pecinta alam. Kebetulan sejak SMA sudah hobi mendaki gunung dan panjat tebing jadi pas kayaknya kalau gabung di mapala.

Untuk bisa menjadi anggota mapala wajib mengikuti pendidikan dasar selama seminggu. Kegiatan ini bertujuan menggembleng mental dan fisik sebagai calon penggiat kegiatan alam terbuka agar mempunyai fisik dan mental yang kuat jika menghadapi bahaya di alam terbuka.

Tiap libur pergantian semester, tidak pernah kosong dari kegiatan mendaki gunung atau kegiatan alam lainnya. Yang paling berkesan saat melakukan kegiatan ekspedisi pendakian gunung di pulau Sumatera selama kurang lebih 1 bulan. Pas pulang dari ekspedisi disambut dalam upacara pembukaan OSPEK mahasiswa baru, wuih rasanya bangga.

Saat ini 20 tahun kemudian, kegiatan mapala meredup, bahkan bisa dikatakan hidup segan mati tak mau. Mahasiswa sekarang tidak terlalu suka menjelajah di alam terbuka, tetapi lebih asyik menjelajah dunia maya. Dulu selesai kuliah, kumpul di sekretariat mapala membahas rencana ekspedisi selanjutnya kemana, sekarang bubar kuliah berkutat dengan laptop atau smartphone masing-masing asyik dengan dunianya, ym-an, bbm-an, ato fb-an.

Dulu libur semester berekspedisi, sekarang libur semester ikut kuliah semester pendek. Dulu yang mendaftar dan ikut pendidikan dasar mapala rata-rata 20 orang, sekarang dapat 5 orang saja susahnya setengah mati. Apakah di satu titik nanti kegiatan ini akan mati? sangat disayangkan jika terjadi. Karena manfaatnya sangat besar bagi pembentukan mental (soft skill) yang nantinya berguna saat bekerja atau berusaha setelah jadi sarjana.

Itulah kondisi UKM mapala di kampus saya dulu. Apakah di kampus yang lain juga seperti ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun