Mohon tunggu...
Dadan Miftahuddin
Dadan Miftahuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Jalancagak Subang

Jalani syukuri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Fondasi Pendidikan Unggul di Sekolah Dasar di Era Disrupsi

10 Januari 2024   07:55 Diperbarui: 10 Januari 2024   08:12 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Disrupsi mengacu pada masa perubahan yang mendalam dan cepat dalam berbagai aspek kehidupan manusia, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan teknologi, perekonomian, dan masyarakat. Disrupsi sering kali mengacu pada dampak signifikan yang disebabkan oleh inovasi atau perubahan yang mengganggu atau mengubah cara kerja tradisional di suatu industri atau sektor.

Ketika kita membicarakan pendidikan di era disrupsi, kita harus menyadari bahwa perubahan cepat dan mendalam tengah membentuk cara kita memandang pembelajaran di Sekolah Dasar (SD). Bagaimana kita mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi dunia yang terus berubah? Inilah beberapa konsep pembelajaran di jenjang SD yang sederhana namun inovatif, belum banyak tersedia di internet, dan dapat membantu membentuk fondasi pendidikan yang unggul.

1. Pembelajaran Berbasis Keterampilan

Penting untuk mempersiapkan siswa SD dengan keterampilan yang relevan di era disrupsi. Selain mata pelajaran akademis, pembelajaran keterampilan seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan kolaborasi dapat ditanamkan melalui proyek-proyek sederhana sehari-hari. Ini membantu anak-anak mengembangkan kemampuan adaptasi yang diperlukan di dunia yang terus berubah.

2. Penggunaan Media Pembelajaran Sederhana:

Memanfaatkan teknologi tidak selalu berarti perangkat canggih. Pemanfaatan media sederhana seperti audiovisual, presentasi, atau gambar-gambar interaktif dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran. Dengan pendekatan ini, guru dapat membuat materi lebih mudah dipahami dan menarik bagi siswa.

3. Pembelajaran Berbasis Proyek Lokal:

Menggandeng komunitas lokal dalam proses pembelajaran dapat menciptakan pengalaman yang berharga. Proyek-proyek seperti membuat mini taman sekolah, mengumpulkan data lingkungan, atau bekerja sama dengan pelaku usaha lokal membantu siswa merasakan dampak positif pembelajaran dalam kehidupan nyata.

4. Mentorship dari Orang Dewasa:

Selain interaksi dengan guru, menghadirkan mentor dari berbagai profesi dapat membuka wawasan siswa terhadap dunia pekerjaan. Mengadakan sesi "Hari Profesi" atau kegiatan serupa dapat memberikan gambaran nyata tentang berbagai profesi yang ada di luar sana.

5. Kegiatan Ekstrakurikuler Berorientasi Keterampilan:

Mendorong kegiatan ekstrakurikuler yang tidak hanya mengembangkan bakat tetapi juga keterampilan sosial dan kepemimpinan. Misalnya, klub penelitian sederhana, kelompok teater mini, atau klub kewirausahaan kecil dapat membuka pintu untuk eksplorasi dan pengembangan potensi siswa.

Sumber:

  • Christensen, C. M., Raynor, M. E., & McDonald, R. (2015). What Is Disruptive Innovation? Harvard Business Review. https://hbr.org/2015/12/what-is-disruptive-innovation

  • Howard, J., & Alejandra, C. (2018). The Fourth Industrial Revolution and Education: What should students learn? European Journal of Education Studies, 5(12), 182--201.

  • Wagner, T. (2008). The Global Achievement Gap: Why Even Our Best Schools Don't Teach the New Survival Skills Our Children Need--And What We Can Do About It. Basic Books.

Dengan mengadopsi pendekatan-pendekatan ini, kita dapat memastikan bahwa pembelajaran di jenjang SD tidak hanya tentang mencetak nilai tinggi, tetapi juga menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan kepercayaan diri dan keterampilan yang diperlukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun