[caption id="attachment_376342" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi : www.vemale.com"][/caption]
#1
Tapi..
Bukan seperti lenting lelatu
Sebelum sempat menjadi abu
.
Adalah nyala berkilatan
Ketika berkali ditempa
.
Dan cinta menajam
Selepas lebur dalam perapian
.
.
#2
Sempat ku hempas puisi
Pada puing malam
Dalam wujud paling lebam
.
Hingga sebukit namamu
dengan  suar seterang purnama
geliat cahayanya
memecah dada
.
.
#3
Lihat!
Oohh..Damn it!
tidakkah kau lihat, Karin
Jantungku  menyala
Serupa lentera di lengang senja
.
Bermusim lalu
Tak mengerti makna rindu
Hingga kau sentuh lembut
Dengan bulat bola matamu
.
.
PUISI TAMBAHAN:
#4
Remote control ini
Terdiri dari angka-angka
Berbagai hiburan dangdut
Hingga jenaka
Lucunya, hanya urutan nomor ponsel-mu
Yang membuatku GILA....
.
.
(buitenzorg,nashif,2-4-15)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H