Mohon tunggu...
Dadan Hermawan
Dadan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - guru, Pegiat Literasi Baca & Budaya, Penulis, Trainer

Guru, pecinta tulisan dan seorang warga negara yang tak nyaman saat menyaksikan generasi negeri ini seperti buih di lautan..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Negara Harus Jamin Dana BOS Sampai Ke Sekolah Negeri Setiap Bulan

3 Oktober 2024   13:03 Diperbarui: 3 Oktober 2024   13:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dana BOS sumber Utama satu-satunya pembiayaan sekolah negeri (myedisi.com)

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah salah satu sumber pembiayaan di sekolah, terutama sekolah negeri. Karena sekolah negeri HARAM hukumnya memungut biaya pendidikan dari orang tua/wali murid yang bersifat iuran rutin. 

Sehingga segala jenis pembiayaan layanan pendidikan di sekolah negeri hanya bergantung pada dana BOS tersebut, mulai dari belanja barang, belanja pegawai seperti honor guru non ASN/P3K, belanja pembiayaan kegiatan dll. 

Oleh karena itu maha seharusnya pemerintah menjamin tersalurkannya dana BOS dari rekening pemerintah kepada sekolah tepat waktu dan sesuai jadwalnya, karena proses layanan pendidikan itu sendiri dilaksanakan setiap hari dan tidak ada istilah dapat ditunda. 

Namun pada paktanya, proses penyaluran dana BOS ini tidak selalu berjalan lancar, ada saja beberapa kendala yang mengakibatkan beberapa sekolah mengalami keterlambatan penyaluran dana BOS dari pemerintah, hal ini tentu menjadi kendala dan masalah tersendiri bagi lancarnya layanan pendidikan di sekolah. 

Ada yang terlambat disalurkan karena belum tuntasnya persyaratan adminsitrasi, ada pula yang terkendala sistem, dan ternyata ada juga yang tak tersalurkan karena alasan yang tidak jelas, entah sistem atau apapun penyebabnya. Hal ini tidak baik dan tidak seharusnya terjadi di era digitalisasi yang seharusnya jika ada kendala pada sistem dan proses sudah dapat dideteksi sesegera mungkin, sehingga tidak harus mengorbankan sekolah dan anak-anak yang akhirnya terhambat proses layanan pendidikannya. 

Akibat dari keterlambatan ini akhirnya banyak sekolah yang terpaksa harus mencari cara agar mendapatkan dana talangan supaya proses pendidikan tidak terhambat, mending jika ketelambatan ini hanya satu bulan, akan sangat beda dampaknya jika terjadi berbulan-bulan hingga tiga atau empat bulam. Kepala sekolah dan para guru selain memikirkan kualitas program layanan sekolah akhirnya dipaksa harus berpikir keras tentang bagaimana mendapatkan dana talangan baik untuk membayar guru honor maupun untuk keberlangsungan program sekolah yang lainnya. Iya uang nya tidak akan hilang, namun sistem dana talang ini menjadi hal yang tidak baik dalam proses manajerial keuangan sekolah. 

Mungkin bisa saja kepala sekolah menangguhkan semua program layanan pendidikan hingga dana turun, tapi apakah elok jika proses pembelajaran sebagai salah satu kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak harus terhenti. Sebagian sekolah akhirnya terpaksa menangguhkan pembayaran gaji guru honorer sampai dana BOS masuk dan dapat dicairkan karena tidak memiliki sumber dana talangannya, namun hal itu pun akan berdampak tidak baik pada kondisi dan kualitas layanan pembelajaran jika terjadi berbulan-bulan. 

Harus ada solusi tuntas untuk mengatasi masalah ini, agar guru dan kepala sekolah bisa lebih focus ke berpikir tentang layanan pendidikan  seperti menyusun program terbaik, kurikulum, evaluasi dan yang lainnya yang berkaitan dengan layanan utama sekolah, dan tidak harus kebingungan dari sisi anggaran. Apalagi sekolah negeri yang tak dapat mencari sumber pendanaan lain selain menerima apa yang didapatkan dari dana BOS. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun