Mohon tunggu...
Dadan Hidayat
Dadan Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - Travel Journalism

Situs Web Berita & Wisata

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Belajar dari Tragedi Gelombang Kedua Flu Spanyol

16 Mei 2020   08:21 Diperbarui: 16 Mei 2020   17:38 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Montana State Normal (Instagram/rockdoctor62)

Orang yang terinfeksi virus ini memiliki beberapa fase. Menurut BGD (Dinas Kesehatan Hindia Belanda), gejala Flu Spanyol layaknya flu biasa. Penderita merasakan pilek berat, batuk kering, bersin-bersin, dan sakit kepala akut di awal.

Dalam beberapa hari, otot terasa sakit dan disusul demam tinggi. Gejala umum lainnya, mimisan, muntah-muntah, menggigil, diare, dan herpes. Pada hari keempat atau kelima, virus telah menyebar hingga ke paru-paru.

Dalam banyak kasus, gejala itu berkembang menjadi pneumonia. Bila penderita sudah sampai pada tahapan ini, kecil kemungkinan bisa bertahan.

Pada tahun 1919 badai virus itu mulai mereda. Secara bertahap mereka mulai kehidupan yang baru.

"Pada 1919, kematian massal secara bertahap telah berakhir. Mulai kehidupan yang baru yang berbeda. Kenali wajah-wajah ini, mereka masih muda. Banyak ibu, ayah, saudara kandung, kakek nenek, dan teman yang wafat." tambahnya.

Menurut Rob, mereka mungkin melihat orang yamg mereka sayangi telah tiada karena wabah itu.

"Entah bagaimana mereka menemukan kekuatan untuk naik kereta dan kembali ke sekolah. Mereka terlihat lelah, tetapi mereka hidup, bergerak maju, dengan hati-hati, perlahan, tetapi bergerak maju, berbeda." tutup Rob.

Gelombang Kedua Flu Spanyol di Hindia Belanda

Flu Spanyol (Wikipedia)
Flu Spanyol (Wikipedia)
Penyebaran Flu Spanyol di Hindia terjadi dalam dua gelombang. Pertama, Juli 1918-September 1918, sekalipun di beberapa tempat, seperti Pangkatan (Sumatera Utara), virus ini sudah menyebar pada Juni 1918.Diduga kuat penyakit itu ditularkan penumpang dari Singapura. Sementara, kawasan timur, seperti Sulawesi dan Maluku, masih terbebas dari Flu Spanyol selama gelombang pertama.

Dalam hitungan minggu, virus menyebar secara masif ke Jawa Barat (Bandung), Jawa Tengah (Purworejo dan Kudus), dan Jawa Timur (Kertosono, Surabaya, dan Jatiroto).

Dari Jawa, virus menjangkiti Kalimantan (Banjarmasin dan Pulau Laut), sebelum mencapai Bali, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Memasuki Oktober 1918, virus telah mencapai pulau-pulau kecil di sekitar Kepulauan Sunda. Sebulan berselang, virus telah mencapai Papua dan Maluku, 10 dari 1000 orang meninggal akibat flu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun