Mohon tunggu...
Dadang Sunarwan
Dadang Sunarwan Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati pendidikan

Mencoba berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Kabar Satuan Pendidikan Nonformal?

26 September 2022   12:35 Diperbarui: 26 September 2022   12:41 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Satuan pendidikan formal ada SD, SMP, SMA dan seterusnya. Dalam pendidikan nonformal ada satuan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan SPNF-SKB ( Satuan Pendidikan Nonformal-Sanggar Kegiatan Belajar).

Perbedaan utama PKBM dan SPNF-SKB adalah dalam hal status kepemilikan dan personil intinya. PKBM berasal dari, oleh dan untuk masyarakat dengan personil murni masyarakat. Sedangkan SPNF-SKB dibentuk oleh pemerintah untuk masyarakat dengan personil ada unsur aparat pemerintahnya.

Kedua satuan pendidikan nonformal tersebut relatif memiliki kesamaan dalam hal program-programnya. Sudah tentu bergerak dalam program pendikan nonformal seperti PAUD, Pendidikan kesetaraan (Paket A, Paket B dan Paket C), dan pendidikan keterampilan (seperti kursus terstruktur dengan kurikulum nasional dan ada uji kompetensi serta kursus nonstruktur dengan kurikulum lokalit dan bisa tanpa uji kompetensi).

Berapa lamakah kedua satuan pendidikan nonformal tersebut dapat bertahan dalam lingkungan kehidupan masyarakat ? Jawabannya sudah tentu relatif waktunya. Ada yang dapat bertahan bahkan maju pesat, tetapi ada juga yang akhirnya kolaps.

Sosok penting yang patut dicermati dua hal saja. Pertama, SDM  dan kedua pengelolaan. SDM pun mengarah pada SDM utama yaitu pimpinan kalau di PKBM dan sosok "PAMONG BELAJAR' kalau di SKB.

Ketika pimpinan PKBM dan "PAMONG BELAJAR"SKB memiliki kecerdasan yang terwujud ke dalam ide/gagasan inovatif dan terimplementasikan ke dalam bentuk program unggulan riil di masyarakat, maka dengan sendirinya satuan pendidikan nonformal tersebut eksis bahkan berkembang pesat dalam berbagai sisi.

Bentuk program unggulan itu sendiri terjabarkan ke dalam siklus kegiatan program mulai dari input, proses dan output. Yang namanya input mencakup calon peserta didik, kurikulum, pendidik, media belajar, sarana belajar, evaluasi belajar dan anggaran. 

Proses terfokus pada kegiatan pembelajaran dengan melibatkan secara aktif pendidik dan peserta didik dengan mengoptimalkan berbagai sarana dan prasarana belajar yang tersedia termasuk potensi lokalnya diperkuat oleh pelaksanaan evaluasi belajar yang efektif. 

Output berupa keluaran yang dihasilkan dari program tersebut baik keluaran secara kuantitatif-jumlah peserta didik yang dihasilkan maupun secara kualitatif-kompetensi yang dihasilkan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Dengan kata lain, pada diri pimpinan PKBM dan pamong belajar SKB diperlukan yang namanya motivasi berprestasi. Orang yang memiliki motivasi berpestasi adalah orang yang selalu berusaha meraih kesuksesan dalam berbagai situasi.

Menurut McClelland dalam Handoko (2003) bahwa orang yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik tertentu seperti :

  • Menyukai pengambilan resiko yang sedang (moderat) sebagai fungsi keterampilan bukan kesempatan;menyukai sesuatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi terhadap hasil-hasil yang dicapai
  • Mempunyai kecenderungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan
  • Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang dikerjakannya
  • Mempunyai keterampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasional

Sudah ada sejumlah pimpinan PKBM dan pamong belajar SKB yang mampu menunjukkan kinerja dan prestasi gemilang tersebut yang berdampak terhadap kondite lembaga. Kita sering dapat informasi ada PKBM X dan SKB Y dapat penghargaan. DIkuatkan oleh testimoni-testimoni alumni yang merasakan kebermanfaatan program yang dikendalikan oleh sosok pimpinan PKBM dan pamong belajar SKB.

Apa yang dilakukan oleh seorang pimpinan PKBM maupun pamong belajar SKB akan berpengaruh kuat terhadap pengelolaan yang dilakukan pada satuan pendidikan nonformal tersebut. KaLau pimpinan PKBM jelas pengelolaan kelembagaan dengan mengoptimalkan SDM lain yang tersedia di satuan pendidikan nonformal tersebut yang dapat mendukung kesuksesan program.

Sementara itu, seorang pamong belajar SKB melakukan pengelolaan pembelajaran dari program yang dikendalikannya atas sepengetahuan pimpinan SKB/Kepala SKB sehingga program dimaksud memperoleh keberhasilan yang nyata.

Keberadaan kedua satuan pendidikan nonformal tersebut di samping adanya peran besar sosok pimpinan PKBM dan pamong belajar SKB, juga disupport oleh faktor eksternal seperti faktor kebutuhan masyarakat.

Sepanjang masyarakat membutuhkan layanan pendidikan yang sulit terlayani oleh pendidikan formal, maka selama itu tetap perlu kehadiran pendidikan nonformal. Apalagi pendidikan nonformal memiliki fleksibilitas dari berbagai sisi yang tidak terpaku pada hal-hal yang sifatnya normatif menurut kaidah pendidikan formal. 

Misalnya tidak terpaku pada kelompok usia tertentu. Kelompok usia SMA berkisar antara 16-19 tahun. Di luar itu cenderung tidak dilayani oleh pendidikan formal.

Jika dipadukan antara semangat motivasi berprestasi pimpinan PKBM dan pamong belajar SKB dengan kebutuhan masyarakat,  maka akan melahirkan sejumlah keunggulan program implementatif dengan berorientasi pada potensi lokal. Pada akhirnya, satuan pendidikan nonformal semakin eksis dan kebutuhan masyarakat terpenuhi.

Satuan Pendidikan Nonformal PKBM dan SKB memang telah menunjukkan kiprahnya di masyarakat dan akan selalu berupaya memfasilitasi kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan nonformal ( yang tak kunjung tuntas lewat jalur pendidikan formal ) tanpa mengenal lelah sedikitpun meski kadang terbentur pada masalah ketersediaan tenaga pendidik apalagi anggaran. Hanya berbekal kuat membantu masyarakatlah yang menjadi "tenaga potensialnya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun