Wawancara kerja, salah satu faktor yang sangat menentukan dalam niatan kita berkakarir di negeri sakura, setelah kita memenuhi persyaratan administratif untuk bekerja di Jepang (Sertifikat lulus Bahasa Jepang JFTA2/JLPTA2 & Sertifikat lulus tes kemampuan bidang pekerjaan Tokutei Ginou Prometric).
Berikut poin -- poin penting yang Kang Dadang himpun agar kita berhasil dalam proses wawancara :
1. Perkenalan diri (Jikoshokai) yang ringkas
Banyak sekali kandidat yang mengandalkan perkenalan diri yang sangat panjang dan bahkan terlalu panjang secara durasi, ini tentu harus diperhatikan, perlu diingat, perusahaan Jepang tentunya ingin mempekerjakan orang asing yang bisa berkomunikasi dua arah,
pengalaman kerja tidak menjadi fokus utama di Jepang, selama kita bisa berkomunikasi dua arah dengan Bahasa Jepang, perusahaan akan berpikir bahwa kita akan bisa dilatih dari 0 tentang pekerjaan baru kita setelah kita datang ke Jepang,
sepanjang apapun dan sebagus apapun perkenalan diri kita, perusahaan Jepang tentunya mengerti bahwa itu sudah kita hafalkan berulang -- ulang sebelumnya sebelum proses wawancara dan tidak mencerminkan kemampuan komunikasi dua arah kandidat dalam Bahasa Jepang,
durasi perkenalan diri yang disarankan adalah sekitar antara 45 detik -- 1 menit, mencakup nama, umur, negara asal, ditambah sedikit informasi diri mengapa kita ingin bekerja di Jepang.
2. Pahami secara komprehensif CV sendiri
Setelah perkenalan diri selesai, pihak pewawancara akan langsung menggiring kita ke sesi tanya jawab, ini sebenarnya proses yang paling menentukan, di sinilah perusahaan akan menilai kemampuan dasar Bahasa Jepang kita, pertanyaan yang diajukan pertama adalah pertanyaan klarifikasi,
seputar informasi yang tertulis di CV kita sendiri saat melamar, jadi pastikan kita memahami dan hafal tentang semua informasi yang ada di CV kita sendiri, tidak sedikit dari para kandidat yang mendapat bantuan bahkan sepenuhnya dibuatkan CV oleh pihak lain, tidak menjadi masalah selama informasi nya sesuai dan kita juga pahami isinya.
3. Pertanyaan klasik kenapa memilih Jepang & alasan kenapa memilih jenis pekerjaan yang dilamar
A. ! &
Nihon wo eranda riyu osiete kudasai! &naze kaigo naritai desuka? kenapa ingin menjadi perawat lansia di Jepang?
Pertanyaan ini sepintas sederhana, tapi sangat penting dan menjebak, tujuan sebenarnya perusahaan menanyakan pertanyaan di atas adalah mencari tahu keseriusan kita, dapat berkarir lama atau tidak di Jepang, jadi jawablah dengan jawaban yang ringkas dan meyakinkan bagi perusahaan,
bukan jawaban yang melebar dan terkesan tidak menguntungkan bagi perusahaan jika mereka memutuskan merekrut kandidat, hindari jawaban seperti : karena ingin mencari pengalaman (ini terkesan coba -- coba) , ingin mengumpulkan banyak uang (mereka tentu tahu perihal ini, tapi tidak perlu kita ungkapkan karena uang sangat sensitif dalam budaya Jepang, kita akan terkesan materialistis jika banyak mengungkapkan masalah uang).
Walaupun kita berencana bekerja untuk waktu yang pendek semisal sekitar 3 tahun, jangan ungkapan itu, karena perusahaan akan berpikir terlalu merugikan merekrut kandidat, mengurus segala macam prosedur dari Indonesia sampai Jepang, melatih kita dari 0, lalu kita hanya akan berhenti berkarir dalam waktu singkat, setidaknya 5 tahun adalah jawaban yang paling disarankan.
4. Pertanyaan instruksi
Contoh pertanyaan instruksi ini adalah :
Atama wo hidari ni muite kudasai, migite agatte kudasai, anata no usiro no kabe no iro wa nan iro desuka?
Palingkan kepala anda ke arah kiri!
Angkat tangan kanan anda!
Apa warna dinding di belakang anda?
Sampai dengan tulisan ini dibuat, Kang Dadang setidaknya sudah sekitar 10 kali menemani proses interview kandidat dari Indonesia, pertanyaan instruksi ini sangat di luar dugaan, tapi sebenarnya sangat dasar dan sederhana , tujuannya adalah mengkonfirmasi kemampuan dasar Bahasa Jepang kita, mereka pastinya ingin kandidat yang siap dilatih, maka kemampuan bahasa Jepang dasar kita akan di uji.
5. Hindari mengalihkan pandangan mata
Walaupun wawancara secara daring, pewawancara bisa merasakan dan mengetahui saat kita mengalihkan pandangan mata, yang menjadi faktor buruk adalah memalingkan pandangan mata untuk mencontek pada catatan yang banyak kita siapkan di sekitar laptop atau hp kita saat wawancara daring.
Semoga bermanfaat
(Salam sukses! Dadang, Saitama)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H