Mohon tunggu...
Dadang K Rizal
Dadang K Rizal Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar Hidup dari Pohon Jati

31 Oktober 2015   12:20 Diperbarui: 31 Oktober 2015   13:45 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon jati mempunyai filosofi yang sangat mendalam dan sangat relevan untuk dapat kita terapkan untuk melengkapi renungan dalam jiwa kita.

Biji Keras menghasilkan Kayu yang kuat (Kelas Kuat I dan Kelas Awet II). Biji merupakan awal mula (dasar) tumbuhnya sebuah pohon jati. Makin bagus biji yang kita tanam maka makin bagus juga kualitas pohon Jati yang akan kita dapatkan.

Begitu juga dalam kehidupan, kita harus mempunyai dasar yang kuat, untuk tahu memposisikan diri kita sebagai mana mestinya Minimal kita harus mempersiapkan mental untuk berani keluar dari zona nyaman dan meruntuhkan blocking/tekanan mental kita, Selain itu kita juga harus siap mental jika sewaktu-waktu kita harus jatuh ataupun mengalami kemunduran, jangan sampai hal tersebut merontokan mental kita, akan tetapi sebaliknya jadikanlah sebagai sarana belajar dan evaluasi untuk bangkit lagi, agar kejadian yang sama tidak terulang kepada kita

Mengapa Pohon Jati begitu menarik ? Jati memang bisa tumbuh pada tanah yang tandus sekalipun dan bisa bertahan hidup pada lokasi dengan curah hujan yang sangat rendah, kebalikanya justru ditempat yang curah hujannya tinggi perkembangannya kurang baik disamping pertumbuhannya juga kualitas kayunya kurang bagus. Kayu Jati di Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih baik dari Jawa Barat karena di Jawa Barat curah hujannya tinggi.

Jadi kita harus mampu bertahan hidup dalamsituasi yang serba sulit dan serba kekurangan sumberdaya yang dianggap orang lain sulit untuk bertahan hal tersebut untuk menunjukan kualitas kita. Kalau kita dimanjakan dengan sumberdaya yang melimpah maka kita tidak akan berkembang dan kualitas kita tidak akan teruji.

Seperti yang diuraikan diatas, banyak manfaat dari pohon jati seperti kayu, ranting untuk kayu bakar, daunnya untuk bungkus, bahkan serangganya (ulat jati, kepongpong dan belalang) bisa dimakan bahkan ulat Jati katanya mempunyai kadar protein yang sangat tinggi.

Artinya seluruh potensi hidup kita (langkah kita, suara kita, tangan kita, mata kita) harus bermanfaat bagi semua orang disekeliling kita walaupun kita hidup di tempat yang sangat terbatas sumberdayanya. Kendatipun ada benalu/yang memanfaatkan kita atau yang ikut hidup pada diri kita, harus kita yakini bahwa mereka bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita.

 

Jati yang tumbuh dengan gagah dan kuat ternyata tidak sombong dan sangat toleren terhadap tumbuhan kecil disekelilingnya dan memberikan ruang tumbuh pada tumbuhan untuk berkembang pada separuh dari hidupnya. Jati melakukan semedi minimal 6 bulan setiap tahunnya agar kualitas kayunya semakin baik.

Segagah apapun kita selayaknya memberikan ruang untuk berkembangnya orang lain dibawah kita (baik dari sisi jabatan atau pola hidup / si kaya dan si miskin) agar mereka mampu bertahan hidup dan menghidupi lingkungannya.

Apakah kita mampu memberikan separo hidup kita untuk berkembangnya orang lain, seperti jati yang gugur daun pada musim kemarau dan tumbuh lagi pada musim hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun