Mohon tunggu...
Dadang Gusyana
Dadang Gusyana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Regional Agronomist

Writing, Training and Traveling

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Konsep dan Prospek Masa Depan Kesehatan Tanah

6 Januari 2025   21:44 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:50 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganoderma pada perkebunan Sawit merupakan salah satu contoh menurunnya kesehatan tanah (Sumber: Sawit Indonesia Award 2024) 

Kesehatan tanah adalah kapasitas tanah yang berkelanjutan untuk berfungsi sebagai ekosistem hidup yang vital yang menopang tanaman, hewan, dan manusia, dan menghubungkan ilmu pertanian dan tanah dengan kebijakan, kebutuhan pemangku kepentingan, dan manajemen rantai pasokan yang berkelanjutan.

Secara historis, penilaian tanah difokuskan pada produksi tanaman, tetapi, saat ini, kesehatan tanah juga mencakup peran tanah dalam kualitas air, perubahan iklim, dan kesehatan manusia. Namun, mengukur kesehatan tanah masih didominasi oleh indikator kimia, meskipun semakin banyak apresiasi terhadap pentingnya keanekaragaman hayati tanah, karena terbatasnya pengetahuan fungsional dan kurangnya metode yang efektif.

Dalam Perspektif ini, definisi dan sejarah kesehatan tanah dijelaskan dan dibandingkan dengan konsep tanah lainnya. Kami menguraikan layanan ekosistem yang disediakan oleh tanah, indikator yang digunakan untuk mengukur fungsionalitas tanah dan integrasinya ke dalam indeks kesehatan tanah yang informatif. Para ilmuwan harus merangkul kesehatan tanah sebagai prinsip menyeluruh yang berkontribusi pada tujuan keberlanjutan, bukan hanya properti untuk diukur.

Indikator kesehatan tanah merupakan kumpulan gabungan atribut fisik, kimia, dan biologi yang dapat diukur yang berhubungan dengan proses fungsional tanah dan digunakan untuk mengevaluasi status kesehatan tanah.

Berbagai indikator kesehatan tanah telah dikembangkan untuk mengukur dan menilai perubahan pada sifat dan fungsi tanah untuk memahami kesehatan tanah sebagai alat untuk keberlanjutan. Indikator fisik, kimia, dan biologi harus digunakan untuk memverifikasi penggunaan status tanah dan untuk melakukan tindakan pengelolaan perbaikan dalam jangka waktu yang diinginkan. 

Sifat tanah yang dapat berubah dengan cepat sebagai respons terhadap tindakan alami atau antropogenik dianggap sebagai indikator kesehatan tanah yang baik. Di antara indikator fisik, kepadatan massa, stabilitas agregat tanah, dan kapasitas menahan air telah ditemukan sebagai indikator yang ideal. Indikator kimia seperti pH, EC, karbon organik tanah, dan status nutrisi tanah sudah mapan. 

Namun, sebagian besar dari mereka umumnya memiliki respons yang lambat, dibandingkan dengan sifat mikrobiologi dan biokimia, seperti enzim tanah, respirasi tanah, mikoriza, profil lipid, dan cacing tanah karena mereka berubah dengan cepat karena gangguan yang disebabkan oleh paradigma pengelolaan pertanian yang berbeda.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi kemajuan yang cukup besar dalam menentukan sifat-sifat tanah yang memengaruhi struktur mikrobioma tanah. Sebaliknya, pengaruh mikroorganisme pada habitat tanah mereka kurang mendapat perhatian dengan sebagian besar penelitian sebelumnya yang berfokus pada kontribusi mikroba terhadap dinamika karbon dan nitrogen tanah.

Namun, mikroorganisme tanah tidak hanya terlibat dalam siklus nutrisi dan transformasi bahan organik tetapi juga mengubah habitat tanah melalui berbagai mekanisme biokimia dan biofisika. Modifikasi sifat-sifat tanah yang dimediasi oleh mikroba tersebut dapat berdampak lokal pada perakitan mikrobioma dengan konsekuensi ekologis yang nyata. Perlu tinjauan bagiamana proses-proses yang dilakukan mikroorganisme untuk memodifikasi lingkungan tanah, dengan mempertimbangkan fisika tanah, hidrologi, dan kimia.

Mengeksplorasi bagaimana interaksi mikroorganisme tanah dapat menghasilkan lingkaran umpan balik dan membahas bagaimana modifikasi sifat-sifat tanah yang dimediasi oleh mikroba dapat berfungsi sebagai jalan alternatif untuk pengelolaan dan manipulasi mikrobioma guna memerangi ancaman kerusakan tanah dan perubahan iklim global merupakan suatu keharusan. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun