Mohon tunggu...
Dadang Gusyana
Dadang Gusyana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Regional Agronomist

Writing, Training and Traveling

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perkembangan Spora Ganoderma dalam Jaringan Sawit

7 September 2024   22:17 Diperbarui: 7 September 2024   22:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Basidiospora terlibat dalam distribusi dan keragaman genetik Ganoderma boninense, penyebab busuk batang basal (BSR) dan busuk batang atas (USR) kelapa sawit ( Elaeis guineensis ). Pengukuran basidiospora udara dalam perkebunan di Sumatra menunjukkan produksi terus-menerus dan tinggi selama 24 jam (kisaran c . 2--11.000 spora m 3 ) dengan pelepasan maksimum pada sore hari. 

Penggunaan marking mikro berukuran spora menunjukkan bahwa basidiospora dapat ditarik hingga 10 cm ke dalam pembuluh xilem yang terputus, di mana mereka relatif terlindungi dari kekurangan air, iradiasi UV, dan mikroflora yang bersaing. Ada satu contoh sawit yang terkena BSR yang berdekatan dengan isolat yang sama, yang menunjukkan penyebaran vegetatif, tetapi tidak ada gamet yang identik dari infeksi BSR dan sawit yang tumbang yang berdekatan. 

Keanekaragaman isolat sama besarnya di dalam perkebunan dan diantara antara perkebunan. Hal ini membuktikan bahwa basidiospora memainkan peran utama dalam penyebaran dan variabilitas genetik G. boninense. Bukti infeksi basidiospora langsung melalui daun yang dipotong, secara tidak langsung melalui akar, melalui sisa sisa batang atau pelepah yang terkolonisasi dan lebih jarang infeksi oleh penyebaran vegetatif.

Gambar diatas menunjukkan perkecambahan basidiospora Ganoderma boninense pada daun yang terluka, tangkai daun dan jaringan batang. (a,b) Perkecambahan basidiospora Ganoderma pada dan di dalam sel parenkim daun yang dipotong (tangkai daun). (c) Perkecambahan basidiospora dalam xilem daun yang dipotong. (d) Perkecambahan spora pada tangkai buah yang dipotong (tangkai daun). (e) Massa spora yang berkecambah dengan tabung kecambah dan hifa dalam hubungan yang sangat dekat (anastomosis yang tampak), pada permukaan batang yang terluka. (f) Tahap awal perkecambahan basidiospora pada permukaan batang yang terluka. 

Perhatikan morfologi basidiospora yang khas dengan puncak yang terpotong. Semua adalah gambar cryo-SEM dan menunjukkan spora 48 jam pasca-inokulasi ke permukaan yang terluka. Skala batang mewakili 10 m. Perkecambahan spora ini secara in vitro adalah 57%. Sumber: Ress, dkk (2011)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun