Namun distribusi protein dalam tanah bervariasi; mungkin ada  nitrogen organik yang berasal dari pupuk organik, tetapi juga dari hewan-hewan tanah yang mati dan sisa-sisa tanaman.
Antagonistik protein dengan senyawa tanah lainnya, seperti tanin, dapat mempengaruhi aktivitas proteolitik secara langsung.
Perbedaan aktivitas protease yang disekresikan oleh akar, ada atau tidaknya simbion mikoriza, dan kondisi tanah yang berbeda seperti pH, kandungan bahan organik, dan lainnya, juga bergantung pada jenis tanaman, dapat sangat mempengaruhi penggunaan protein tanah oleh tanaman. Selain itu umur tanaman berpotensi mempengaruhi aktivitas proteolitik yang disekresikan oleh akar.
Sekresi atau pengeluaran protease oleh akar tanaman untuk mendegradasi protein tanah dan memperoleh N organik berpotensi mengubah tahap pengetahuan sebenarnya tentang siklus nitrogen dan juga strategi pemupukan tanaman.
Saat ini, pupuk nitrogen anorganik banyak digunakan, namun karena mobilitasnya yang tinggi di dalam tanah, terutama nitrat, pupuk tersebut mudah mengalami pencucian yang dapat menyebabkan eutrofikasi pada reservoir air.
Sebaliknya, pupuk nitrogen organik lebih stabil di dalam tanah. Teknis budidaya tanaman yang ramah lingkungan penting untuk pertanian berkelanjutan.
Penggunaan pupuk organik, termasuk protein sebagai sumber N, bisa menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut untuk megefisienkan biaya pemupukan.Â
Semoga di tahun baru 2024 ini semakin banyak penelitian dan temuan baru di bidang nutrisi tanaman untuk kemajuan Pertanian Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H