Mohon tunggu...
Muhammad Dadang Kurnia
Muhammad Dadang Kurnia Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Nomad & Marketer

A Digital Nomad who passionate in Marketing and Writing.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kerjaan Ngantor di Jakarta, Cukup 5 Bulan Saja!

24 Desember 2019   18:24 Diperbarui: 24 Desember 2019   18:28 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri | Jualan Jamur Crispy Gerobakan dipinggir jalan, dengan brand Jamur Manja!!

HAHAHA!! Ini bukan fakta, tapi opini gue. Iya, bagi gue, yang saat itu lagi cemen-cemennya, gue hanya sanggup kerja selama 5 bulan di Jakarta.

Eittss, tapi jangan anggap petualangan kerja gue ini gak ada, dalam waktu yang sangat singkat ini gue malah bisa mengunjungi beberapa kota besar di Indonesia mulai dari Medan, Palembang, Batam, Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, hingga Manado dan Makassar.

Pasti lu heran kan, apa sih kerjaannya kok bisa jalan-jalan mulu. Jangan suudzon dulu, Bambang. Disini kerjaan gue masih yang halal-halal kok, bukan ngepet, main tante-tante, ataupun jalan-jalan pakai uang rakyat.

Sebagai seorang Media Development, bahasa kerennya dari Salesman, gue berkeliling dari Mall ke Mall yang ada di Jabodetabek kemudian beberapa Mall yang ada di Pulau Sumatra, Jawa dan Sulawesi untuk mendata spot advertising yang mereka miliki.

Di sini gue dan tim memegang 60 Mall yang ada di Indonesia, 20 di Jabodetabek serta 40 lainnya diluar Jabodetabek. Untuk hasil survey kerja gue pada 2016-2017 yang lalu temen-temen bisa liat di blognya advertiseindo yang berisi report lengkap gue mengunjungi setiap Mall tersebut.

Disini gue belajar, selain disiplin mengatur waktu, sebagai pekerja lapangan, gue juga harus bisa memiliki skill antisipasi, berpikir 3 langkah kedepan, apa aja rintangan yang akan gue hadapi, serta bagaimana problem solving gue kalo sudah mendapatkan masalah.

Sangat menantang sih, apalagi dengan kantong gue yang pas-pasan dan memiliki beban hutang bulanan 1 juta untuk membayar kredit motor serta handphone baru gue untuk menolong gue lebih gampang dalam bekerja.

Dan ternyata eh ternyata, gaji gue tersebut udah total tanpa uang jalan dikala dinas, sehingga gue sempat harus ngutang ketika dinas di Manado, dan juga Malang Jawa Timur.

Setelah menerima gaji pertama, gue langsung diterbangkan ke Medan, naik Garuda, serta nginep di JW Marriot bareng Si Boss. Feeling gue mulai ga enak, karena biasanya, habis 'dibaik-baikin' gue bakal diberi kerjaan yang sangat berat dan ga ada habisnya ibarat kacung kampret, bahkan untuk ngurusin hal-hal receh sekalipun.

Dokpri | Good Morning from JW MArriott Medan
Dokpri | Good Morning from JW MArriott Medan
Feeling gue mulai terbukti, gue yang tanpa pengalaman bekerja di lapangan, harus berjuang sendirian, menghadapi berbagai penolakan, mulai dari Plaza Millenium hingga Carefour Medan Fair Plaza, untuk mencari spot advertising disana. Kerasnya karakter orang Medan membuat gue agak sedikit susah untuk melembutkan hatinya, dan mendapatkan space buat kami pasang iklan baik indoor maupun outdoor.

Seminggu setelahnya, belum kelar kerjaan yang di Medan, gue harus ke Palembang. Palembang Square dan Palembang Trade Center menjadi 2 Mall tempat gue harus mencari spot, dan mendata brand apa aja yang udah masuk ke Mall tersebut. Lagi-lagi gue masih kaku di lapangan, hingga akhirnya berujung penolakan.

Dokpri | Palembang Square Mall
Dokpri | Palembang Square Mall

Dokpri | Palembang Trade Center
Dokpri | Palembang Trade Center

Belum selesai kerjaan di Medan dan Palembang, gue harus keluar kota lagi, kali ini Cirebon dan Sulawesi harus gue selesaikan dalam 5 hari.  Mulai dari Grage Mall dan Grage City Mall dalam setengah hari, karena gue berangkat ke Cirebon nya shubuh dari Terminal Depok dan harus balik lagi maghrib ke Jakarta karena keesokan harinya harus take off ke Manado pukul 05.00 WIB.

Gue mulai overwhelmed, kerjaan gue yang harusnya dikerjain satu persatu, malah gak ke handle. Gue malah stress, tapi gue mencoba mengalihkan rasa stress gua ini dengan nge-blog, nge-vlog, serta mencoba berkarya dengan fotografi untuk gua post di sosmed.

Dokpri | ITC Center Manado
Dokpri | ITC Center Manado

Dokpri | Manado Town Square
Dokpri | Manado Town Square

Dokpri | MTC Karebosi Makassar
Dokpri | MTC Karebosi Makassar

Setelah 4 hari di Sulawesi, dengan list ITC Manado, Manado Town Square, Mall Karebosi serta Karebosi Link yang menjadi destinasi survey gue, akhirnya gue balik ke Jakarta. Weekend yang sangat singkat ini gue manfaatkan untuk refreshing ke salah satu curug yang ada di Bogor untuk menghilangkan rasa penat dan stress gua dari kerjaan.

Dokpri | Nge trip bareng Travel Influencer Andelan Indonesia. Lumayan buat refresh pikiran
Dokpri | Nge trip bareng Travel Influencer Andelan Indonesia. Lumayan buat refresh pikiran

Seninnya, gue kembali ngantor, under pressure dari bos gue yang meminta laporan serta deadline lokasi yang harus closing.

Dengan penuh tekanan, gue tetap mengerjakannya semuanya pelan-pelan, step by step, perlahan-lahan. Eh belum selesai kerjaan yang satu ini, gue harus keluar kota lagi, Malang dan Surabaya menjadi destinasi selanjutnya.

Pucuk dicinta, Malang tak dapat dihindari. Diperjalanan gue ke Bandara dalam penerbangan menuju Malang, gue menemukan banyak aral yang melintang.

Dengan mata yang gak tidur karena takut terlambat flight pagi, gue naik damri menuju Bandara Soekarno-Hatta (CGK). Tapii, setelah sampai di CGK, ternyata pesawat gue itu berangkatnya dari Bandara Halim Perdana Kusuma (HLP), kacaauuu...

Gue langsung panik dan memberhentikan siapapun taksi yang lewat didepan gua di Bandara Soetta tersebut, eh malah taksi kami ditilang karna dia mengambil penumpang tidak sesuai aturan, gampang ajaa cepek melayang.

Kemudian gue meminta bapak driver taksi nya melaju lebih cepat melewati tol menuju Bandara Halim PK, namun apalah daya, begitu sampai disana, tetap tidak bisa. Meskipun pesawatnya akan berangkat setengah jam lagi, tetapi gue yang belum check in dinyatakan tidak bisa terbang. Gue gak tau ini emang gak bisa, atau gue nya yang lurus-lurus aja.

Tetapi disini gue jadi belajar bahwa sehari sebelum flight, langsung aja lakukan check in online melalui website meskapai yang bersangkutan, agar lebih santai.

Flight pagi yang terlewatkan itu, harus gue ganti dengan uang sendiri, memberi tiket dengan kocek pribadi yang harganya justru 2x lipat dari harga normal, aseli sial banget gue hari itu!

Belum lagi di Malang terlanjur sewa supir yang sudah ready untuk menjemput dan sudah janji  juga meeting dengan pihak Malang Plaza, namun sayang gue bernasib malang seharian itu.

Flight siang gue juga nggak lancar, dikarenakan cuaca yang buruk, pesawat nggak bisa mendarat di Bandara Raden Saleh di Malang, sehingga pendaratan dialihkan ke Bandara Juanda Surabaya. Sebelum dilanjutkan naik bus dari Surabaya menuju Malang, 2 jam lamanya.

Begitu sampai di Malang, hari sudah gelap. Pak Riyono yang setia menunggu gue dari pagi, menjemput gue di Terminal Malang. Disini gue hampir tergoda untuk kabur dari tanggung jawab kerjaan gua, apalagi sudah sangat dengat sekali dengan Bromo, jadi gue bisa refreshing sedikit. Tapi imajinasi itu hanya sesaat, karna gue harus jalan menuju Malang Plaza dan balik lagi ke Surabaya karna penginapannya sudah di booking disana.

Besok paginya dari Fave Hotel Surabaya, gue langsung menuju Plaza Marina dan WTC Surabaya untuk bekerja, namun disana gue nggak menghasilkan apa-apa, yang ada hanya penolakan demi penolakan, karena pihak dari Mall mereka tersebut sudah terlanjur make a deal dengan perusahaan advertising yang lain, gue mah apa atuh hanya remahan kfc pinggir jalan. Kok jadi panjang yakk curhatnya..

Dokpri | WTC Surabaya
Dokpri | WTC Surabaya

Dokpri | Plaza Marina
Dokpri | Plaza Marina

Sepulangnya ke Jakarta, gue kembali ngantor dengan penuh tekanan, dan hampir saja menyerah, gak sanggup lagi melanjutkan pekerjaan dan memilih untuk resign, tetapi bos ditempat kerja gue melihat sinyal-sinyal tersebut, eh dia malah baik-baikin gue dengan memberi gue dinas ke Batam, survey di Nagoya Hill serta Lucky Plaza, mengawasi project dia yang lainnya di sana, sambil merayakan malam tahun baruan 2017 di Pulau favorit gue tersebut, lengkap dengan fasilitas mobil dinas yang ia berikan. Luluh lagi dah gue...

Dokpri | Nagoya Hill Mall
Dokpri | Nagoya Hill Mall

Dokpri | Lucky Plaza BAtam
Dokpri | Lucky Plaza BAtam

Di Batam ini gue juga serasa nostalgia, karena diawal tahun gue harus ninggalin kota ini, merantau ke Jakarta bersama si doi, berjuang bersama dengan modal seadanya, hingga kemudian berpisah. Drama.

Iya sih, selama di Batam ini gue banyak terjebak nostalgia dan drama, mulai dari melewati kost-nya di Orchid Park, makan ketoprak langganan kami, serta main-main ke Pantai Tanjung Pinggir favorit kami.

Dokpri | Kenangan Nge kost di Orchid Park Batam
Dokpri | Kenangan Nge kost di Orchid Park Batam

Dokpri | Pantai Tanjung Pinggir, tetap yang terbaik hingga saat ini
Dokpri | Pantai Tanjung Pinggir, tetap yang terbaik hingga saat ini

Dokpri | Ngeliat Singapore dari dekat
Dokpri | Ngeliat Singapore dari dekat

Gak kerasa, ketika gue balik kembali ke Batam, semuanya sudah berbeda. Kalau sebelumnya gue pengangguran, sekarang udah bekerja keliling Indonesia. Kalau sebelumnya gue tahun baruan bersamanya, kali ini gue hanya sendiri saja, meskipun gue berdiri pada titik yang sama dengan tahun sebelumnya, bedanya dulu dia ada disebelah gue. DRAMA

*Eh iya, disela-sela padatnya kerja dan under pressure ini gua juga jalanin bisnis lho, gerobakan dipinggir jalan. Habis shubuh gua ke pasar buat beli bahan-bahan, trus balik kerja sekitaran jam 7 gua buka warungnya hingga pukul 11 malam, kemudian lanjut cuci piring dan bersih-bersih.

Niatnya mau menambah omset buat mempercepat bayar hutang, hasilnya bukannya untung, malah buntung, berakhir dengan hutang yang semakin banyak karena ada beban harus menggaji karyawan dan bayar sewa lapak, sementara pembeli hampir nihil, cukup 1,5 bulan saja sebelum semuanya sukses ditutup. 

Dokpri | Jualan Jamur Crispy Gerobakan dipinggir jalan, dengan brand Jamur Manja!!
Dokpri | Jualan Jamur Crispy Gerobakan dipinggir jalan, dengan brand Jamur Manja!!

Kembali ke kerjaan, awal 2017 , gue balik ke Jakarta, mengawalinya dengan penuh tekanan dan mengakhirinya dengan babak belur dimarahin si bos. Untung aja pekerjaan gue banyak travelingnya, jadi nggak terlalu bosen dengan lingkungan kantor yang itu itu saja.

Gak kebayang kalau gue harus bekerja 9-5 senin sampai jumat dan kadang sabtu dan minggu harus masuk karena deadline tanpa dibayar uang lembur sepeserpun, nge bathin bang, sakitnya disini.

Meskipun sempat ke Cirebon, Bandung, dan kembali ke Surabaya nggak membuat gua menemukan bahagia, hingga pada akhir bulan februari 2017, gue memutuskan untuk RESIGN dari tempat kerja gue, dengan masih memiliki cicilan motor yang harus dibayar, gue nekat untuk berhenti bekerja, dan mencari satu kata, yaitu BAHAGIA.

Tapii, gue kembali bertanya pada diri sendiri, dimana gue bisa menemukan Bahagia? Gue langsung teringat sebuah kota yang membuat gue bener-bener nyaman tiada duanya, YOGYAKARTA !!!

Yuk Baca Cerita Asli di Blog gue di https://www.dangkurexplorer.com/blog/kerjaan-ngantor-di-jakarta-cukup-5-bulan-saja/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun