*Eh iya, disela-sela padatnya kerja dan under pressure ini gua juga jalanin bisnis lho, gerobakan dipinggir jalan. Habis shubuh gua ke pasar buat beli bahan-bahan, trus balik kerja sekitaran jam 7 gua buka warungnya hingga pukul 11 malam, kemudian lanjut cuci piring dan bersih-bersih.
Niatnya mau menambah omset buat mempercepat bayar hutang, hasilnya bukannya untung, malah buntung, berakhir dengan hutang yang semakin banyak karena ada beban harus menggaji karyawan dan bayar sewa lapak, sementara pembeli hampir nihil, cukup 1,5 bulan saja sebelum semuanya sukses ditutup.Â
Kembali ke kerjaan, awal 2017 , gue balik ke Jakarta, mengawalinya dengan penuh tekanan dan mengakhirinya dengan babak belur dimarahin si bos. Untung aja pekerjaan gue banyak travelingnya, jadi nggak terlalu bosen dengan lingkungan kantor yang itu itu saja.
Gak kebayang kalau gue harus bekerja 9-5 senin sampai jumat dan kadang sabtu dan minggu harus masuk karena deadline tanpa dibayar uang lembur sepeserpun, nge bathin bang, sakitnya disini.
Meskipun sempat ke Cirebon, Bandung, dan kembali ke Surabaya nggak membuat gua menemukan bahagia, hingga pada akhir bulan februari 2017, gue memutuskan untuk RESIGN dari tempat kerja gue, dengan masih memiliki cicilan motor yang harus dibayar, gue nekat untuk berhenti bekerja, dan mencari satu kata, yaitu BAHAGIA.
Tapii, gue kembali bertanya pada diri sendiri, dimana gue bisa menemukan Bahagia? Gue langsung teringat sebuah kota yang membuat gue bener-bener nyaman tiada duanya, YOGYAKARTA !!!
Yuk Baca Cerita Asli di Blog gue di https://www.dangkurexplorer.com/blog/kerjaan-ngantor-di-jakarta-cukup-5-bulan-saja/Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H