Dengan penuh tekanan, gue tetap mengerjakannya semuanya pelan-pelan, step by step, perlahan-lahan. Eh belum selesai kerjaan yang satu ini, gue harus keluar kota lagi, Malang dan Surabaya menjadi destinasi selanjutnya.
Pucuk dicinta, Malang tak dapat dihindari. Diperjalanan gue ke Bandara dalam penerbangan menuju Malang, gue menemukan banyak aral yang melintang.
Dengan mata yang gak tidur karena takut terlambat flight pagi, gue naik damri menuju Bandara Soekarno-Hatta (CGK). Tapii, setelah sampai di CGK, ternyata pesawat gue itu berangkatnya dari Bandara Halim Perdana Kusuma (HLP), kacaauuu...
Gue langsung panik dan memberhentikan siapapun taksi yang lewat didepan gua di Bandara Soetta tersebut, eh malah taksi kami ditilang karna dia mengambil penumpang tidak sesuai aturan, gampang ajaa cepek melayang.
Kemudian gue meminta bapak driver taksi nya melaju lebih cepat melewati tol menuju Bandara Halim PK, namun apalah daya, begitu sampai disana, tetap tidak bisa. Meskipun pesawatnya akan berangkat setengah jam lagi, tetapi gue yang belum check in dinyatakan tidak bisa terbang. Gue gak tau ini emang gak bisa, atau gue nya yang lurus-lurus aja.
Tetapi disini gue jadi belajar bahwa sehari sebelum flight, langsung aja lakukan check in online melalui website meskapai yang bersangkutan, agar lebih santai.
Flight pagi yang terlewatkan itu, harus gue ganti dengan uang sendiri, memberi tiket dengan kocek pribadi yang harganya justru 2x lipat dari harga normal, aseli sial banget gue hari itu!
Belum lagi di Malang terlanjur sewa supir yang sudah ready untuk menjemput dan sudah janji  juga meeting dengan pihak Malang Plaza, namun sayang gue bernasib malang seharian itu.
Flight siang gue juga nggak lancar, dikarenakan cuaca yang buruk, pesawat nggak bisa mendarat di Bandara Raden Saleh di Malang, sehingga pendaratan dialihkan ke Bandara Juanda Surabaya. Sebelum dilanjutkan naik bus dari Surabaya menuju Malang, 2 jam lamanya.
Begitu sampai di Malang, hari sudah gelap. Pak Riyono yang setia menunggu gue dari pagi, menjemput gue di Terminal Malang. Disini gue hampir tergoda untuk kabur dari tanggung jawab kerjaan gua, apalagi sudah sangat dengat sekali dengan Bromo, jadi gue bisa refreshing sedikit. Tapi imajinasi itu hanya sesaat, karna gue harus jalan menuju Malang Plaza dan balik lagi ke Surabaya karna penginapannya sudah di booking disana.
Besok paginya dari Fave Hotel Surabaya, gue langsung menuju Plaza Marina dan WTC Surabaya untuk bekerja, namun disana gue nggak menghasilkan apa-apa, yang ada hanya penolakan demi penolakan, karena pihak dari Mall mereka tersebut sudah terlanjur make a deal dengan perusahaan advertising yang lain, gue mah apa atuh hanya remahan kfc pinggir jalan. Kok jadi panjang yakk curhatnya..