Mohon tunggu...
Dadang HuzaziRahman
Dadang HuzaziRahman Mohon Tunggu... Guru - Poto pribadi

Bekerja sebagai guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pais Bungkreng

2 Juni 2023   08:41 Diperbarui: 2 Juni 2023   08:43 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setelah duduk, teko dan sejumlah gelas dikeluarkan. Kami disuguhi air putih. Tak lama Wulan mengeluarkan kaleng Khong Guan lalu meletakannya di tengah-tengah kami, sesaat diletakan ibu menyampaikan bahwa isi kaleng itu bukan biskuit, tapi renginang. Kudapan tradisional orang Sunda yang renyah, dan gurih.

"Bade ngopi, kopi naon bapak?" Tanya ibunya Wulan.

Wulan diminta meracik kopi di belakang. Kami dan kedua oraangtua Wulan membuka Perbincangan. Dimulai dengan kalimat basa-basi. Ucapan terimakasih dan kalimat lain yang mengungkapkan rasa bahagia atas kedatangan kami karena memenuhi undangan keluarga Wulan.

Tak lama kopipun datang, di letakan di hadapan masing-masing dari kami. Saya memilih kopi hitam tanpa gula saat ditawari tuan rumah. Yang lain, memilih kopi putih sachetan.

Pak Irja orang tua Wulan membuka percakapan. Ucapan terimakasih beliau sampaikan kepada kami. Ia juga menyampaikan permohonan maaf, jika selama mengajari Wulan di sekolah, ada sikap anaknya yang kurang berkenan. Ada ucap yang menyakitkan, ada perbuatan yang menjengkelkan. Hening sesaat setelah pak Irja menyampaikan kalimat itu.

Memecah keheningan, saya mewakili teman-teman menyampaikan hal serupa. Permohonan maaf karena banyak khilaf dan alfa dalam mendidik Wulan. Ada ucap dan sikap yang kurang pas, selama mendidiknya di sekolah.

Tradisi orang tua mengundang guru datang kerumah masih ada disini. Menjamu guru adalah sebuah penghormatan dan ungkapan terimakasih atas bimbingan yang telah diberikan guru terhadap putrinya. Tradisi yang baik bagi kami para guru yang tinggal di rumah dinas, yang jauh dari keluarga.

Menu makan malam dihidangkan, satu persatu menu dibawa lalu suguhkan di hadapan kami. Nasi hangat akeul, ikan mas bumbu kacang, pepes ikan, dan beberpa bungkus kerupuk. Menu sederhana tapi sangat menggugah selera makan di malam itu. Makan malampun dimulai.

Sejak kemarin Wulan sudah menjanjikan bahwa bakal ada menu pais bungkreng di rumahnya. Menu dengan bahan jenis ikan kecil yang bisa didapatkan di sawah. Ikan itu lalu di pepes dengan bumbu alami. Tanpa MSG atau bumbu buatan lainnya. Rasa gurih ikan plus aroma sereh, bawang, dan irisan cabai membuat perpaduan rasa yang memikat.

Sensasi dari rasa menu ini sangat khas. Gurih sekali, senikmat ikan bilih dari danau Singkarak di Sumatra Barat. Wulan dan keluarga menyuguhkan menu spesial, untuk gurunya yang spesial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun