Adapun makna dari sepasang burung Jalak Bali Sura dan Sulu memiliki arti yang mewakili suara dari perempuan dan laki-laki.
Maskot Sura dan Sulu diperoleh setelah melewati serangkaian kompetisi pembuatan maskot dan jingle Pemilu 2024.
Maskot Pemilu Sura dan Sulu terpilih karena desainnya yang ikonik. Serta memiliki nilai yang sesuai dengan background Pemilihan Umum. Â
Nilai-nilai yang terkandung dalam maskot Sura dan Sulu digambarkan masing-masing burung menggenggam Paku untuk mencoblos. Dan logo KPU yang terletak di atas baju putih yang dipakai oleh Sura dan Sulu. Â
"Maskot ini yang paling penting simbol surat suara dan alat coblos," ujar Hasyim.
Sementara itu, Stephanie menjelaskan alasan memilih hewan endemik Bali. "Kebanyakan burung yang lainnya coklat, cenderung gelap atau hitam. Saya kira warna gelap kurang cocok dengan pemilu ini, kemudian ada jalak Bali yang warnanya putih, saya lihat cocok, ekspresinya bisa dibuat," jelas Stephanie.
Stephanie menuturkan pengerjaan maskot Pemilu 2024 itu awalnya merupakan tugas kuliah. Namun dia tak menyangka dari tugasnya itu bisa memenangkan lomba.
"Pengerjaan berminggu-minggu, sekitar sebulan. Habis itu ada beberapa revisi, awalnya saya buat bentuknya lebih kepada burung garuda," tutur dia.
Adapun, peluncuran jingle dan maskot Pemilu 2024 dilakukan di tengah konsolidasi nasional KPU dalam rangka kesiapan Pemilu 2024, yang diikuti 6.341 peserta dari KPU pusat, provinsi, kabupaten, dan kota.
Demikian ulasan terkait jingle dan maskot Pemilu 2024, lengkap dengan filosofi, makna, dan nama pemenang lomba karya desain maskot Pemilu 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H