Mohon tunggu...
Dadan Andana
Dadan Andana Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SMPN 1 Tanjungmedar

Penikmat sastra, politik, pendidikan, dan ekonomi Islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memakna Ulang Grup Medsos Jelang Shaum

18 Januari 2023   15:35 Diperbarui: 18 Januari 2023   15:41 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Ramadan sebentar lagi. Ramadan adalah keniscayaan. Hadir memberikan refleksi lahir batin. Ramadan sejatinya mengajarkan bahwa
_Tak ada hakikat yang tidak didahului kesilapan_

Begitupun dalam berkomunikasi,  berkolaborasi,  bertegur sapa lewat tulisan khususnya bersastra. Jika kita telusuri muasal sastra (shaastra) adalah teks yang berisi petunjuk,  arah,  teguran,  dari hasil kesadaran manusia atas kehadiran dan persiapan kepulangannya.

Sastra bolehlah diperbandingkan dengan proton = kodrat penarik. Penarik orang minimal untuk melirik deret tulisan,  deret aksara,  deret gagasan,  deret pikiran dan pengalaman penulisnya, meskipun tidak tertemboki hanya pengalaman yang mempribadi. Di sisi lain sastra khususnya karya sastra ibarat elektron = kodrat menolak ke arah yang bertentangan dengan apa yang dirasakan,  dikontemplasikan,  dipikirkan penulisnya.

Maka begitu pun kehadiran sebuah grup atau komunitas. Dalam setiap geliatnya selalu ada momen. Ya momen dan peluang. Selalu ada  Logika matematika, A bukan non-A; ya itu YA. Tapi ada saatnya A itu sama dengan non-A "ya itu berarti tidak"

Sebuah grup atau komunitas pendidik sejatinya adalah ruang bernuansa berbagi energi gagasan,  ide,  untuk kemajuan peserta didiknya yang digadang-gadang jadi generasi emaa 2045. Apa yang bisa kita tanam- tumbuhkan pada jiwa disrupsi mereka sementara kita berpacu pula dengan waktu kehadiran kita?
Sejatinya adalah nyawa yang jadi kajian matematis tak terbatas. Kajian sejarah yang menyebabkan kita membuat sejarah atau hanya menikmati suguhan hostoris yabg dicipta orang lain.
Sejatinya adalah sains yang menyadarkan nalar kita dari cengkraman dogmatis-mistikis menuju paradigma-rasionalita.

Berbahagialah orang yang memiliki keseimbangan dogma dan paradigma.
Cag!

Tanjungsari, 18/1/23

Salam SEIKH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun