Tahukah kita berapa banyak  air yang  diperlukan untuk membuat 680gr cheeseburger? Water Footprint Network dari Belanda melakukan penelitian yang dimuat di majalah Fortune memberikan laporan bahwa ternyata diperlukan 4400 liter air atau setara dengan 222 galon air mineral untuk mempersiapkan cheeseburger itu  (Gunawan 2015). Data tersebut jika dimaknai dengan perasaan peduli  terhadap lingkungan seyognya mengirim pesan bahwa air yang menjadi penunjang kehidupan kita, yang dipakai perlu dijaga secara sungguh-sungguh karena diperlukan air bersih yang banyak dan banyak dan banyak jumlahnya serta layak konsumsi
Air sering dipakai sebagai sebuah penanda kehidupan. Indikasi planet yang dapat dihuni atau teori tentang mahluk lain di jagat planet lain ditandai adanya air disana. Dengan jumlah penduduk dunia yang sudah mencapai 7,3 Milyar di tahun 2015, akan sangat terbayang besarnya kebutuhan akan air bersih dan layak pakai. Tingginya kebutuhan air menjadikan air didefinisikan sebagai sumber daya alam yang terbatas.Â
Saking terbatasnya, untuk air tidak hanya bicara tentang equilibrium supply dan demand. Tapi air dimasa depan menjadi alasan sebuah negara atau kelompok untuk berperang selain alasan perang lainnya terhadap pangan dan Energi (Food, Energy Water War).Â
Saking besarnya manusia dan kesadaran untuk mengolah air sebagi penunjang kehidupan air juga banyak diistilahkan sebagai Blue Gold. Benda bumi yang lebih berharga dari emas.
Dimanakah kita bisa menemukan sumber-sumber air. Berdasarkan undang-undang no 7 tahun 2004 Meskipun sudah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi di tahun 2015, beberapa definisi yang dimaksud dengan sumber air adalah wadah air alami atau buatan yang terdapat diatas ataupun dibawah permukaan tanah.Â
Jadi air yang kita konsumsi bisa bersumber dari air tanah seperti mata air, air permukaan sepert sungai dan danau maupun air angkasa yang merupakan proses penyubliman seperti curah hujan. Ketiga sumber itupun sebetulnya mempunyai kaitan dan saling mempengaruhi  satu dengan yang lain. Kelangkaan disatu sumber air secara tidak langsung akan berpengaruh pada ketersediaan sumber air yang lainnya.  Â
Dari sisi jumlah secara prosentase,  perbandingan air yang ada di muka bumi, 97 persen merupakan air asin dan hanya 3 persen sebagai air tawar. Pengelolaan sumber air menurut amanat  Undang-undang Dasar harus dimanfaatkan  bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat Â
Paradoks muncul ketika di satu sisi kita semua sangat paham bahwa air sebagai sebuah sumber daya yang strategis tidak terbantahkan. Namun disisi lain kita perlu merefleksi diri bagaimana masyarakat di Indonesia memperlakukan air untuk konsumsinya.Â
Banyak orang yang tidak peduli berapa banyak air yang mereka konsumsi dan darimana datangnya air tersebut. Situasi banyak daerah di Indonesia  cukup melenakan dalam mensikapi keberdaaan konsumsi air. Masih banyak daerah dengan curah hujan yang tinggi , ketersediaan air yang melimpah sepertinya tidak menjadi masalah yang serius. Kemudahan ini menjadikan konsumsi terhadap air bersih dan layak minum menjadi cukup boros.Â
Bukti borosnya penggunaan air dapat terlihat dari penggunaan sehari-hari untuk mandi, mencuci, memasaak dan keperluan lainnya. Â Bahkan bisa jadi hal ini menjadi sebuah culture masyarakat tentang pemborosan bukan hanya di air namun di sumber daya lainnya. Ada satu seloroh tentang julukan jamaah haji dari Indonesia yang kaitannya dengan perlakuan terhadap air. Â yang pernah didengar.Â
Orang Arab  menjuluki jamaah haji dari Indonesia sebagai haji Ikan atau haji mandi. Disebut seperti itu karena mereka kesal karena wudhunya jamaah haji orang Indonesia seperti orang lepas mandi. Berkeringat sedikit mandi, kalau mencuci airnya berlebihan, padahal orang Arab Saudi sendir, kalau kita perhatikan mobil-mobil mereka terlihat kusam dijalanan karena jarang dicuci.Â