Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Shalom, Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan. Izinkan saya memberikan pendapat tentang konten-konten yang ada di media sosial, kelebihan dan Kekurangan serta saran yang bisa saya bagikan kepada teman-teman semua. Selamat membaca slur.
Dengan adanya media sosial, para pemasar mulai memahami bahwa orang akan mengulas, memberi peringkat, dan mengomentari setiap bagian dari usaha mereka.Â
Sebelumnya izinkan saya menceritakan sedikit tentang pengalaman saya membuat, mengelola dan mengevaluasi konten, membuat harfiahnya adalah melakukan sebuah pekerjaan yang menciptakan barang baru atau meningkatkan nilai guna dari suatu barang itu mengelola. jadi awal mula saya membuat akun YouTube dan konten saya fokus pada motor vlog, betapa penuh semangatnya saya akan menjadi YouTuber, namun konten tersebut tidak banyak di tonton, karena kurang promosi kepada kawan-kawan yang lain alhasil saya tetap terus membuat konten tersebut tanpa melihat apa yang kurang seperti mengelola dan mengevaluasi dengan alat seadanya seperti GoPro 7, mengelola berarti mengendalikan atau menyelenggarakan, kurangnya saya mengelola akun YouTube tersebut karena saya tidak konsisten meng-upload setiap minggunya, banyak sekali aktifitas yang harus kerjakan bukan hanya menjadi YouTuber, dan yang membuat saya akhirnya berhenti menjadi YouTuber adalah alat yang saya gunakan kurang memadai.
 Mengevaluasi adalah hal penting dalam konten kreator apa yang disebut dengan mengevaluasi. Evaluasi adalah proses menentukan nilai untuk suatu hal atau objek yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk menentukan tujuan tertentu. Udah sangat hal lumrah bagi YouTuber untuk mengevaluasi kontennya setiap saat, apa yang harus di perbaiki dan di kembangkan.
Metode yang saya gunakan adalah metode deskriptif, dimana metode deskriptif sendiri ialah prosedur penelitian atau pemecahan masalah yang diselidiki dengan gambaran subjek atau objek yang digunakan berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya. Metode deskriptif. Kita ambil contoh YouTube perorangan seperti channel YouTube Atta Halilintar, maupun Ria Ricis, isi kontennya seperti prank, edukasi dan bahkan travel/liburan view oleh pengguna YouTube sekitar plus-minus 1JT orang.Â
Begitu pun dengan channel YouTube lembaga seperti sekretariat Presiden, dimana isi kontennya ialah tentang kegiatan presiden, seperti meresmikan jalan tol dan lain-lain, nah untuk YouTube masyarakat anda bisa lihat, channel YouTube ravacana films, isi konten tersukses dengan 25JT view dengan judul tilik.
 Peran buk Tejo sangat iconic di film ini. Lalu bagaimana dengan kekurangannya, di setiap kelebihan pasti ada kekurangan untuk kekurangan sendiri menurut saya adalah cara mempertahankan isi konten tersebut agar selalu menarik perhatian warganet, seperti channel YouTube Atta Halilintar dan Ria Ricis selalu ada isi konten terbaru yang menarik mengenai isi konten tersebut. Untuk kekurangan channel YouTube lembaga seperti sekretariat Presiden, tidak ada kekurangan.
Lalu bagaimana dengan menganalisis konten YouTube dengan baik.
Yang pertama jangan takut tidak ada yang menonton, dipastikan anda mempunyai konsep terlebih dahulu sebelum mengupload ke channe YouTube anda, dengan konsep yang terstruktur anda bisa saja menjadi YouTuber handal.
Yang kedua judul dan thumbnail video yang Anda buat, semaksimal mungkin menarik perhatian pengguna YouTube, anda bisa mengedit thumbnail seperti di Photoshop, canva dan lain sebagainya.
Yang ketiga mencoba menganalisa kapan penonton anda melihat konten YouTube, jam berapa dan dipastikan harus meng-upload yang sudah di analisa.
Dan yang terakhir selalu mengikuti perkembangan zaman, karena dari tahun ke tahun pasti pengguna YouTube sudah cerdas, isi konten mana yang berfaedah dan mana yang sampah, jadi semaksimal mungkin selalu upgrade konten tersebut.
Sekian opini dari saya, jika ada kata yang kurang berkenan/tidak enak di hati mohon di maafkan. Terimakasih dan Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H