langkah kaki itu menuju perigi
dibasuhnya wajah hingga kaki
lalu segera ia menghaturkan doa
pada pencipta dan penjaga alam raya
---
didengarnya gemeratak kayu di tungku
selapis asap membumbung di dapur itu
secangkir teh daun salam dan sepotong ubi
menjadi pengantar pagi penuh suara sunyi
---
lelaki itu pun menyongsong matahari
masih ada sekali dua kokok ayam terdengar
namun langkah itu tak pernah gentar
menuju sawah tempatnya berjuang
---
dengan cahaya pagi yang samar
ia mengelilingi petak tanah lewat galangan
dari ujung mana ia akan bergerak
mengikuti alur bumi yang terus berputar
---
Jakarta, 25 Oktober 2024
Nia Samsihono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!