Hanya dingin membalut pada lereng bukit dago melandai
Hanya dingin memeluk sepi menemani suara katak bertalu ketika hari usai
Ah, adakah rindumu kautitipkan pada burung malam yang melintas di laluan hati
Amboi itukah kangenmu yang dengan setia kaubagi pada setiap kerlingan yang kaugapai?
-----
Mengapa banyak cerita tentangmu berbalut noda
Mengapa aku harus menyangkal fakta yang ada
Rindu yang mengalir Bagai desir angin ditingkah kericik air
Saat engkau begitu hening mengisi hidup ini
Dengan duka demi duka yang kaurajut di setiap hati Wanita
-----
Hanya dingin memagut kalbu ditingkah suara burung malam pilu menderu
Hanya bisik pada kelam yang membekukan nuranimu
Dan, senyap menggantung pada serpihan rasa yang terjerat dalam jalinan derita
Ah, perempuan selalu berduka tanpa makna yang purna
-----
Rindumukah itu yang kautebar di setiap angan pedusi
Lalu rindu mana yang sejati
Lalu hati mana yang kaucuri
Ah, luka itu sengaja kauberi
=====
Nia Samsihono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H