Mitos itu melekat dari masa ke masa, sejarah membentuknya menjadi stigma
Perempuan makhluk lemah di dunia, sebagai budak mematuhi setiap kata
Betapa pedihnya hati perempuan fana yang tak pernah merasa bahwa itu derita
Sosok yang perilakunya dicipta oleh sekelompok lain yang berbeda darinya
Betapa senang menjadi mutiara yang tersimpan di istana tanpa cahaya
Blasteran Dewi dan sitolol** laksana legenda dari sebuah masa lampau yang sirna
Hanya dapat berhias untuk ditimang dipelihara memuaskan suka
Tak dapat berkata pada setiap keputusan hanya tunduk belaka
Perempuan kini, layaknya pelangi berpendar di cakrawala
Menjadi jembatan peradaban penuh kecerdasan membuka dunia
Wajah berbinar menahan sinar meluap tergetar merasakan bahagia
Bertujuan mengisi kehidupan, bagai Sarinah, memberi kasih ikhlas penuh cinta
Menjadikan asuhannya menghargai sesama, berjiwa besar, cerdas berwibawa
Perempuan kini, bersolek diri agar ia dapat ringan hati
Melangkah ikut membangun negeri untuk generasi kemudian hari
Wahai jelita, o berkemaslah, berbuat sesuatu yang dapat berarti
Setidaknya untuk sekitarnya menjadikan dunia lebih berseri
 Jakarta, 4 Juni 2020
Catatan:
*"Buat memikat hati laki-laki" Dalam buku karya Ir. Sukarno  Sarinah: Kewadiban Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia, 1963. Panitia Penerbit Buku-Buku Karangan Presiden Sukarno (hlm. 148)
** Dalam buku karya Ir. Sukarno  Sarinah: Kewadiban Wanita dalam Perdjoangan Republik Indonesia, 1963. Panitia Penerbit Buku-Buku Karangan Presiden Sukarno (hlm. 81)
_____________________________________
Jakarta, 13 April 2023 Â Â
Nia Samsihono