Suara beduk itu dulu ada
membuat setiap orang suka
akan mulai menatapi meja makan
ketika puasa bagi orang Islam
nada yang bertalu-talu itu kini sirna
suara azan lantang berselancar di udara
dari mikrofon dari muazin ke corong terbuka
tanpa tabuhan ritmis pada telinga menggema
suara beduk lenyap sudah
tak ada sisa di benak generasi milenial
kearifan lokal yang indah
menjadi lenyap menjadi sejarah
dung dung dung tok to dung
(Nia Samsihono, nama pena dari Dad Murniah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!