Mohon tunggu...
Daarut Tarmizi
Daarut Tarmizi Mohon Tunggu... Lainnya - Pondok Pesantren Daarut Tarmizi

Pesantren Al-Quran yang memadukan kurikulum nasional dan keislaman dengan suasana belajar bernuansa alam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Anak Pengurus Mushola di Flores yang Bermimpi Jadi Hafizh Quran

31 Oktober 2023   08:02 Diperbarui: 31 Oktober 2023   08:08 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arofah bersama KH Yusuf Mansur dan Ustadz Tarmizi. Foto: dok. Daarut Tarmizi

Berbicara tentang mondok, Arofah juga mengaku sempat menolak saat orang tuanya meminta untuk masuk pesantren. Saat itu Arofah masuk SMP dan orang tuanya ingin dirinya menjadi santri. Namun, Arofah menolak mentah-mentah. Alasannya karena ingin bebas bermain seperti anak-anak pada umumnya.

"Pertamanya disuruh orang tua (masuk pesantren), pertama nolak, karena nggak suka, terlalu banyak waktu ngaji, saya mau bermain juga," terangnya.

Namun, hati Arofah kemudian luluh karena bujukan kedua orang tuanya. Meski begitu, enam bulan pertama di pesantren ia sempat menangis. "Pas enam bulan pertama masuk nggak nangis, pas masuk lagi nangis," jelas Arofah sembari malu-malu.

Setelah masuk Pondok Pesantren Daarut Tarmizi, Arofah tak merasakan hal seperti pertama kali mondok dulu. Ia langsung klop dengan lingkungan pesantren. Selain karena sesuai dengan cita-citanya untuk menjadi hafizh Qur'an, Pondok Pesantren Daarut Tarmizi juga memiliki suasana yang nyaman.

Pondok Pesantren Daarut Tarmizi terletak di daerah pegunungan dengan suasana yang sejuk. Terlebih pesantren dikelilingi oleh sawah. Jadi, selain belajar Arofah juga bisa menikmati pemandangan yang eksotis.

"Saya mau bahagiakan orang tua dengan ngafal Qur'an, bismillah," pungkasnya. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun