Mohon tunggu...
Elisabeth Daar
Elisabeth Daar Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Traveling/Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PPR: Paradigma Pembelajaran Efektif ktif Menuju Manusia Utuh Part 2

24 Juni 2023   15:40 Diperbarui: 24 Juni 2023   19:05 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Adapun siklus yang digunakan dalam metode pembelajaran berpola PPR adalah pertama; guru perlu memahami konteks peserta didik dan lingkungan sekolah. Konteks akan mempengaruhi pilihan pengalaman dan model pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Jika pembelajaran yang disampaikan oleh guru sesuai dengan konteks, maka siswa akan mudah memahami pelajaran yang disampaikan.

Konteks peserta didik meliputi asal, keluarga, budaya, kemampuan belajar, sedangkan lingkungan sekolah meliputi suasana belajar, nilai yang diperjuangkan dan persaudaraannya. 

Kedua; Guru harus menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik sehingga mereka sungguh mengalami sendiri konstruksi pengetahuannya. Pengalaman belajar ini berkaitan dengan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Pengalaman belajar bagi siswa bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Pengalaman belajar secara langsung berkaitan dengan kegiatan yang dialami secara langsung oleh siswa seperti praktikum, diskusi kelompok dan praktek dengan menggunakan alat peraga. Sedangkan pengalaman belajar tidak langsung terjadi melalui membaca, simulasi, melihat video dan berimajinasi.

Ketiga; melakukan refleksi terhadap setiap pembelajaran. Refleksi merupakan unsur yang sangat penting dan khas dalam PPR. Lewat refleksi siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka lebih mendalam dan mengambil maknanya bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakat.

Peserta didik dapat diajak untuk merefleksikan pembelajaran yang telah berlangsung. Dan hasil refleksi peserta didik tersebut bisa dijadikan evaluasi untuk guru. Selain peserta didik, guru pun turut melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung untuk mengetahui hal apa yang perlu diperbaiki dan dipertahankan.

Kegiatan refleksi ini dapat menciptakan relasi yang baik antara guru dan peserta didik dan dapat mengungkapkan dengan jujur apa yang dirasakan masing-masing.

Bagi peserta didik, hasil refleksi tersebut, dapat mendorongnya untuk melakukan aksi dalam memaknai pengalaman belajar tersebut, berupa tindakan, niat atau sikap. Misalkan peserta didik ingin lebih disiplin, lebih teliti, lebih ingin berbela rasa membantu teman lain, dan bersikap jujur.

Setelah seluruh proses pengalaman, refleksi dan aksi maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi ini terkait dengan apakah proses tersebut berjalan baik dan dapat membantu perkembangan siswa. Apabila ada proses yang belum berjalan dengan baik, maka perlu ada perbaikan/penyempurnaan pada siklus selanjutnya.

Bersambung ke Part 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun