ANNISA ANAK PEMBERANI
Pagi itu bersama kawan-kawannya sesama calon pelajar Darussalam, Annisa bersiap melaksanakan serangkaian doa oleh bapak Kyai sebelum upacara pemberangkatan. Betapa hancur hati Umi, si gadis manis yang selama ini menemani hari-hari nya itu akan pergi meninggalkan nya dalam waktu yang  sangat lama. Meskipun demikian Umi menyembunyikan kesedihannya, umi mencoba tegar dan tidak meneteskan air mata di depan Annisa.
"Annisa... yang sholihah ya di pondok, tetap semangat belajar nya ya sayang. Umi doakan Annisa lolos ujiannya, bisa menjadi pelajar Darussalam sesuai apa yang Annisa cita-citakan. " Pesan Umi pada Annisa.
"Iya umi.." Jawab Annisa dengan semangat.
Abi, Nenek, Kakek, Tante, Om dan juga adikpun mengucapkan salam perpisahan dan berpesan kebaikan pada Annisa.
Bus pemberangkatan pun datang, Abi membawakan koper Annisa. Annisa pun segera bersalaman kepada semua anggota keluarga. Umi merasakan kebahagiaan saat itu, sampai-sampai seperti tidak ada kesedihan di hati umi.
"Selamat jalan anak kesayangan Umi, semoga Allah meridhoi awal langkahmu menuju kebahagiaan dunia dan akhirat". Doa Umi untuk Annisa.
Hampir dua pekan setelah pemberangkatan, Umi dan seluruh keluarga menantikan kabar kelulusan dengan doa terbaik untuk Annisa. Dan akhirnya hari itu pun datang juga. Dengan berdebar menanyakan kepada ustadz, dan kami pun mendapatkan kabar gembira. Annisa lulus diterima di sekolah impiannya. Seketika itu Umi memutuskan untuk tasyakuran kecil-kecilan untuk putri tercintanya.
Umi mengakui bahwasanya hidup berada jauh dari orang tua memang berat, apalagi usia SMP yang segala sesuatunya masih membutuhkan arahan, tetapi karena ini adalah tholabul ilmi dengan niat mengharapkan ridho Allah maka semua ini adalah pendidikan yang akan terus diperjuangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H