Fadly Rahman di bukunya yang berjudul "Jejak Rasa Nusantara - Sejarah Makanan Indonesia" menyebutkan nama nama makanan yang tertulis di prasasti dan naskah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada abad ke-10; sambel, santen, pecel, pindang, rarawwan, rurujak, kurupuk, dawet, wajik, dwadwal (dodol).
Kata "Rarawwan" mengacu ke masakan rawon pada saat ini, dan bahan utama rawon selain daging adalah kluwek.
Masih di buku yang sama, tertulis "Perdagangan impor biji buah pohon kepayang ini pada kurun 1774-1777 dari Banten ke Batavia mencapai 300.000 buah". Ternyata pada abad ke- 18, kluwek menjadi komoditas yang sangat diminati.
Ketika hendak membayar seporsi sayur gabus pucung, nasi putih dan es teh manis yang dihargai 52 ribu rupiah, salah seorang pegawai Pondok Gabus Pucung yang berada di Jalan Jendral Sudirman, Bekasi menjawab pertanyaanku tentang khasiat dari sayur gabus pucung. Dia mengatakan daging gabus dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.Â
Ntah benar atau tidak, tapi aku memutuskan untuk tidak meminum Simvastatin malam ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H