Mohon tunggu...
da.styawan
da.styawan Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi Pertama

Statistisi Pertama BPS Kabupaten Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Capaian Pembangungan Kepemudaan Jawa Tengah

17 Agustus 2018   22:11 Diperbarui: 17 Agustus 2018   23:01 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wajah pembangunan pemuda di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan perkembangan positif. Hal ini tercermin dari nilai Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) atau Youth Development Index (YDI) sepanjang tahun 2015 -- 2016. Nilai IPP Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2016, mencapai 50,17. Nilai ini meningkat sebesar 2,5 poin, atau tumbuh 5,24 persen dibandingkan dengan tahun 2015.

Walaupun demikian, peningkatan ini tetap menyisakan pekerjaan rumah bagi pemerintah. Pekerjaan rumah tersebut diantaranya adalah relatif masih rendahnya persentase pemuda yang mengikuti pendidikan di jenjang perguruan tinggi, relatif masih tingginya persentase pemuda yang merokok dalam sebulan terakhir, dan relatif minimnya pemuda yang berwirausaha.  

Pada dasarnya penyusunan IPP melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Badan Pusat Statistik (BPS) dan United Nations Population Fund (UNFPA).

IPP merupakan indikator untuk melihat wajah pembangunan kepemudaan secara utuh. IPP diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi pemerintah dalam mengevaluasi efektivitas kebijakan dan program pembangunan kepemudaan, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Penyusunan IPP mencakup lima domain, yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.

Secara sektoral, IPP merupakan pencapaian agregasi kelima domain tersebut. Lantas bagaimana capaian Provinsi Jawa Tengah dalam lima domain pembangunan kepemudaan tersebut?

Berdasarkan  nilai indeks, domain pendidikan merupakan domain terkuat pembangunan kepemudaan di Provinsi Jawa Tengah, yakni sebesar 60. Sumbangan kuat domain ini berasal dari Angka Partisipasi Kasar (APK) sekolah menengah dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

Dalam dua tahun berturut-turut, APK Provinsi Jawa Tengah telah melebihi 85 persen, tepatnya 87,20 persen di tahun 2015 dan 88,26 persen di tahun 2016. Capaian ini bermakna bahwa delapan hingga sembilan anak dari 10 anak usia sekolah menengah telah menjalani pendidikan tingkat sekolah menengah.

Capaian rata-rata lama sekolah juga berkontribusi terhadap tingginya capaian domain pendidikan dalam indeks pembangunan pemuda.

Pada tahun 2015, rata-rata lama sekolah di Provinsi Jawa Tengah adalah 9,82 tahun, kemudian meningkat menjadi 10,10 tahun di tahun 2016. Capaian ini berarti bahwa  rata-rata tingkat pendidikan penduduk di Provinsi Jawa Tengah dapat menyelesaikan pendidikan hingga kelas 1 SMA.

Namun, relatif baiknya APK sekolah menengah dan RLS ini belum diimbangi dengan nilai APK perguruan tinggi, yang pada tahun 2016 hanya mencapai 16,48 persen. Capaian ini menggambarkan bahwa hanya sekitar 16 sampai 17 persen pemuda di Provinsi Jawa Tengah yang berpartisipasi di jenjang pendidikan perguruan tinggi. Capaian ini relatif jauh di bawah rata-rata nasional APK perguruan tinggi yang sebesar 23,44 persen.

Urutan domain tertinggi berikutnya dalam penyusunan indeks pembangunan pemuda adalah domain kesehatan dan kesejahteraan sebesar 57,5.

Relatif rendahnya persentase pemuda yang menjadi korban kejahatan, angka kesakitan pemuda, dan  remaja perempuan yang sedang hamil berkontribusi positif terhadap pencapaian pada domain kesehatan dan kesejahteraan. Namun terdapat satu variabel pada domain ini yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, yakni masih relatif tingginya persentase pemuda yang merokok.

Pada tahun 2016, di Provinsi Jawa Tengah,  persentase pemuda yang merokok adalah 24,79 persen. Capaian ini berarti sebanyak 24 hingga 25 pemuda yang berumur 16 -- 30 tahun pernah merokok dalam sebulan terakhir. Kebiasaan merokok pemuda ini tentu tidak baik bagi kesehatan, yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup mereka.

Domain dengan capaian tertinggi berikutnya, setelah pendidikan serta kesehatan dan kesejahteraan, adalah domain partisipasi dan kepemimpinan. Nilai domain ini adalah sebesar 50, kemudian diikuti dengan domain gender dan diskriminasi sebesar 43,33. Adapun domain dengan pencapaian terendah adalah domain lapangan dan kesempatan kerja , yakni sebesar 40.

Rendahnya capaian domain lapangan dan kesempatan kerja ini salah satunya disumbang oleh relatif minimnya persentase pemuda yang berwirausaha. Bahkan dalam periode tahun 2015 -- 2016, persentasenya cenderung menurun.

Pada tahun 2015, persentase pemuda di Provinsi Jawa Tengah yang berwirausaha tercatat sebesar 0,29 persen.

Namun persentase ini kemudian menurun menjadi 0,25 persen di tahun 2016. Penurunan ini harus segera diatasi oleh pemerintah.

Salah satunya adalah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan dalam kurikulum pendidikan, khususnya di jenjang sekolah menengah dan perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk membuka wawasan para lulusan sekolah menengah ataupun perguruan tinggi bahwa mereka tidak harus menjadi buruh atau pegawai. Wirausaha atau menjadi entrepreneur dapat menjadi alternatif pilihan setelah mereka menyelesaikan pendidikan.

Potret capaian di atas memberikan gambaran bahwa di satu sisi pembangunan kepemudaan di Provinsi Jawa Tengah semakin membaik.

Namun di sisi lain, pembangunan ini masih menyisakan beberapa permasalahan yang perlu segera ditangani oleh pemerintah. Hal ini bertujuan agar kualitas hidup pemuda, dalam berbagai domain, semakin meningkat. Pemerintah harus mampu mencetak pemuda-pemudi yang cerdas, sehat, mandiri, tangguh, dan berkepribadian serta berakhlak mulia.

Bagaimanapun juga, pemuda adalah generasi yang akan meneruskan perjalanan bangsa ini. Merekalah yang akan menentukan wajah bangsa ini di masa depan. Apakah mampu berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa lain, ataukah justru senantiasa menunduk di hadapan bangsa-bangsa lain.

*) Tulisan ini dimuat di Kebumen Ekspress (Jawa Pos Group), 24 Juli 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun