Mohon tunggu...
Dian Fafah
Dian Fafah Mohon Tunggu... -

Just think that life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yang Kita Lihat Adalah Cahaya

10 November 2011   05:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:51 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salam semuaaa...

Kali ini pembicaraannya serius ya. Aku mau nulis tentang materi yang dibahas di kelas kemaren. Ide untuk nulis ini dadakan, semoga aja nyambung.

Kemaren, di kelas itu membicarakan tentang model Filsafat Iluminsionis yang dicetusin oleh Suhrawardi Al Maqtul. Salah satu poin pentingnya yaitu konsep cahaya. Berbeda dengan peripatetik yang meyakini adanya Hylomorfisme (semoga betul tulisannya), Suhrawardi mengatakan bahwa hakikatnya semua materi itu adalah cahaya. Yang membuat berbeda antara objek yang satu dengan lainnya adalah intensitasnya. Dan Tuhan adalah Cahaya dari segala cahaya, nurul anwar, merupakan Cahaya tertinggi dan sumbernya segala cahaya, tidak ada yang dapat menjangkauNya. Sebagaimana kita tidak mampu melihat cahaya yang terangnya sudah melebihi batas kemapuan manusia untuk melihatnya, maka Cahaya Tuhan tak mampu dilihat oleh manusia. Ini sama seperti kita tidak mampu melihat matahari karena betapa terang matahari itu.

Kurang lebih begitulah yang aku dapat pahami dalam kuliah kemarin. Nah, sekian waktu setelah pelajaran itu aku jadi teringat pada pelajaran fisika ketika SMA. Salah satu pembahasan yang dibicarakan adalah Bab Optik. Buat yang udah lulus SMA dan jurusannya fisika, benerkan pernah bahas ini? Aku ingat, ketika membahas bab ini, dijelaskan tentang bagaimana kita bisa melihat segala hal oleh mata.  Ternyata itu proses kerja syaraf mata kita menuju otak. Dari bagian terluar mata beraksi saat menerima cahaya, lalu reaksinya membuat bagian lebih dalam mata ikut bereaksi, terus begitu hingga tersambung dengan syaraf mata. Aku bayangkan ini seperti kabel listrik yang sedang mengalirkan listrik. Dan memang benar, kerja syaraf kita itu beraliran listrik, kalau tidak salah. Aliran ini berujung di pusatnya, yaitu otak. Di otak, diproses hingga akhirnya menjadi gambaran suatu objek dari yang kita lihat itu. Kuharap Kalian semua paham ini.
Nah, jadi segala hal yang berwarna dari yang dilihat itu adalah hasil dari penerimaan mata kita terhadap cahaya dan diproses oleh suatu sistem penglihatan. Dan ketika gelap, itu berarti kita tidak menerima cahaya.
Kawan, ku rasa ini bisa dikaitkan dengan pendapat bahwa realitas objek itu adalah cahaya seperti yang diungkapkan oleh iluminasionis. Entahlah, setidaknya ini menunjukkan bahwa ilmu sains sendiri menemukan petunjuk bahwa realitas dari materi itu bukan bentuknya. Apa yang manusia lihat ini adalah hasil rekayasa otak dalam menggambarkan beragam intensitas cahaya yang diterima oleh mata, syaraf lalu menuju pusatnya yaitu otak. Aku rasa ini adalah petunjuk bahwa ada sesuatu yang tidak dapat atau belum bisa dijabarkan oleh sains mengenai realitas objek sebetulnya bagaimana. Seakan mereka menemukan, “oh, ternyata yang diproses oleh sistem penglihatan itu mirip dengan proses kamera mengambil gambar.  ……”
Contoh mudahnya seperi siaran dalam tv. Apakah yang Anda lihat di tv itu adalah benar-benar Cristian Sugiono sedang berada di dalam tv Anda? Atau, apakah Tukul Arwana yang sedang  melawak di dalam tv Anda tadi sore datang ke rumah dan masuk ke dalam tv Anda? Itu konyol sekali, bukan orangnya yang ada tv itu, namun adalah hasil proses elektrik yang cukup rumit bagi orang awam. Yang jelas, itu adalah gabungan cahaya-cahaya dengan beragam intensitas lalu membentuk gambar bergerak di layar tv Anda, dan tentunya dipacu oleh energi listrik.
Maka, mungkinkah model seperti itu juga terjadi pada penglihatan manusia? Mungkin saja, sebenarnya kita selama ini sedang berada diruang tv, lalu Anda amat fokus menonton tv sehingga mengira apa yang terlihat dan ditayangkan di tv itu nyata. Ya ga?
Coba saja lihat di Harun Yahya,  Miracle of Brain. kalo ga salah video ini yang bahs tentang melihat.
Yah, itu yang aku paham. Bisa aja ada pemahaman atau penalaran aku yang keliru. Maaf ya kalau ada yang keliru...
DFA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun