Mohon tunggu...
Abrawarmita_53
Abrawarmita_53 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kelompok Kuliah Kerja Nyata {KKN} Moderasi Beragama dari kampus UIN Walisongo Semarang yang berlokasi di Desa Tersono Kec. Tersono Kab. Batang Jawa Tengah. Dalam Hal ini kami memberikan Pembelajaran tentang Moderasi Beragama, Ekonomi Kreatif, serta Lokal Wisdom yang diblut dalam Moderasi Beragama

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Mahasiswa KKNMB Posko 53 Berkolaborasi dengan Takmir Masjid Roudlotul Muttaqin Mengadakan Kegiatan Santunan Dalam Rangka Memperingati Tahun Baru Islam

6 Agustus 2024   01:07 Diperbarui: 6 Agustus 2024   01:35 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Batang, 28 Juli 2024 - Peringatan hari besar islam merupakan suatu tradisi yang sudah berjalan sejak dahulu di masyarakat Indonesia, sangat erat kaitannya dengan tradisi dan budaya. Seperti halnya di Desa Tersono, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, peringatan hari besar islam Muharam menjadi momentum bagi masyarakat untuk berbagi kepada yatim piatu, duafa dan fakir miskin. Masyarakat Desa Tersono mengadakan pengajian dan santunan anak yatim piatu untuk menyambut tahun baru 1446 Hijriah.

Acara ini bukan hanya menjadi kesempatan untuk bersyukur dan berdoa bersama, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi antar warga. Syukuran semacam ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti doa bersama, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, ceramah agama serta santunan kepada anak yatim, kaum duafa dan fakir miskin, kegiatan yang di selenggarakan merupakan bentuk kekompakan masyarakat setempat.

Kursi - kursi dan juga hidangan konsumsi tersusun rapi di halaman masjid Roudlotul Muttaqin Desa Tersono. Acara Peringatan 1 Muharam di Desa Tersono dimulai sejak pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB. Dimulai dengan pembacaan qasidah oleh tim hadrah putri Jauharunnisa. Peringatan kali ini terasa berbeda karena Desa Tersono kehadiran mahasiswa KKN dari UIN Walisongo Semarang. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Moderasi Beragama (KKNMB) UIN Walisongo Semarang posko 53 ikut membantu panitia dalam menyiapkan acara pagi ini. Gotong-royong dalam mempersiapkan acara, mulai dari menyiapkan tempat, mendekor panggung dan menyiapkan hidangan menjadi bukti kekompakan dan semangat saling membantu antar masyarakat yang masih kuat.

Kominfo Abrawarmita 53
Kominfo Abrawarmita 53

Acara dibuka dengan sambutan oleh ketua takmir masjid Roudlotul Muttaqin, K.H. Mustofa Suari. Beliau menyampaikan bahwa acara peringatan 1 Muharram di Desa Tersono merupakan acara yang sudah berjalan setiap tahunnya sejak dulu, pihak takmir hanya melanjutkannya saja. Acara ini merupakan kolaborasi antara perangkat Desa dengan pengurus takmir masjid Roudlotul Muttaqin Desa Tersono. K.H. Mustofa Suari juga menyampaikan beberapa keutamaan dibulan Muharram, salah satunya yakni hadist dari Sahl bin Sa'ad radhiallahu 'anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini", kemudian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.

Mahasiswa KKNMB Posko 53 UIN Walisongo Semarang menjadikan acara Peringatan 1 Muharaman ini sebagai ajang untuk mendekatkan diri kepada masyarakat Desa Tersono agar terjalin silaturahmi yang erat dengan warga setempat. 

 

Mauidloh Hasanah atau Tausyiah menjadi bagian penting dalam peringatan ini, dimana pada kesempatan kali ini pihak penyelenggara acara mengundang salah seorang tokoh kyai yang berasal dari Semarang yakni K.H. Supandi yang mana beliau seorang mantan katholik dan mulai memeluk agama islam diusia 19 tahun. K.H. Supandi memberikan tausiyah tentang makna 1 Muharam dan refleksi untuk masyarakat yang mana merupakan masyarakat heterogen untuk lebih peka terhadap toleransi antar umat beragama. Beliau menegaskan bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk terpecah belah dan masyarakat heterogen perlu perbedaan. Bahkan dalam ajaran islam juga menjunjung nilai keberagaman.

 "Islam itu ibarat 10 sama dengan berapa ditambah berapa bukannya lima ditambah lima sama dengan sepuluh, artinya nilai 10 bisa didapat dari tiga ditambah tujuh atau enam ditambah empat, bukan hanya berpatok pada nilai lima ditambah lima sama dengan sepuluh. Artinya disini islam itu kaya akan perbedaan", dawuh beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun