Mohon tunggu...
D Asikin
D Asikin Mohon Tunggu... Wiraswasta - hobi menulis

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rakyat Memang Dikadalin

16 September 2022   23:30 Diperbarui: 16 September 2022   23:32 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikadalin itu dialek Betawi. Artinya ditipu,dibobongi,

dikibuli. Dalam bahasa Indonesia, memang banyak prasa, kosakata, idiom yang diambil dari nama binatang.

Kambing hitam, kucing dalam karung, kucing kucingan, katak dalam tempurung, kupu kupu malam, buaya darat, sapi perah dan lain-lain.

Kemarin teman saya, Sultan Syahid, menyebut mungkin lebih tepatnya mengeluh, kita ini, rakyat,  dikadalin melulu. Dia berkata begitu  berkait dengan maraknya demo menolak kenaikan BBM akhir akhir ini.

Banyak hal misalnya soal impor beras, jagung, juga soal anggaran pembangunan ibu kota dan lain-lain. Itu bohong melulu. Soal kenaikan harga BBM juga dipenuhi kadal kadal itu.

Misalnya Presiden Jokowi menyebut subsidi energi mencapai 502 trilyun, tapi Dalam APBN 2022 anggaran itu hanya tercantum 200 trilyun. Kemudian diralat,

anggaran energi masih kurang 198 trilyun sehinga harus menaikan BBM. Padahal di lain kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawaty mengaku APBN 2022 surplus 519. Presiden Jokowi dua bulan sebelumnya bilang tidak berani naikan BBM takut didemo.

Eh tiba tiba dinaikan juga tuh.

Lalu dengan kenaikan BBM tanggal 3 September itu dana yang akan diperoleh Negara hanya 31 trilyun. Sedang pengeluaran bansos untuk BLT BBM mencapai 24 trilyun.  Hanya ada sisa 7 trilyun.

Untuk apa yang sebesar itu. Sementara BLT itu sendiri tidak efektif bagi masyarakat, karena menyusul kenaikan BBM pasti terjadi kenaikan kenaikan harga kebutuhan pokok. Pasti ada effek gapleh. Itu mah sudah jadi rumus. Pasti adanya. Belum lagi kerugian biaya kegiatan demo.   Anggaran keamanan juga. Katanya setiap kali demo, dikerahkan lebih dari 6 ribu polisi.

Bagaimana itung-itungannya ya, seru Sultan.

"Rugi bandar eta mah" Sela Cecep Juhanda dari grup fan Susi Pujiastuti.

Dalam bulan September ini saja demo massa sudah dua kali terjadi. Tanggal 8 dan 15. Ada beberapa elemen masyarakat yang turun ke jalan. Buruh yang tergabung dalam KSPI (Konsfederasi Serikat Pekerja Indonesia) Mahasiswa konsorsium BEM SI dan HMI, PMII, Himpunan Mahasiswa Persis dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Darma.

Ulama dari Alumni 212 serta ada juga masyarakat Betawi Baru. Kesatuan Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sudah berkirim surat ke Presiden minta kenaikan BBM dibatalkan. Ada beberapa lokasi yang dijadikan tempat teriak teriak mereka. Patungkuda, Istana, Senayan, Bakaikota dan halaman kantor Kementerian ESDM.

Secara Umum tuntunan massa antara lain:

-Batalkan kenaikan BBM,

- Turunkan harga kebutuhan pokok,

- Tunda pembangunan IKN,

- Buat regulasi yang benar tentang penggunaan BBM,

- Berantas mafia Migas,

-Tunda Proyek Strategi Nasional,

-Revisi Perpres no 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, pendistribusian BBM,

-Naikan upah buruh.

Ada juga yang minta copot Menteri Keuangan dan ESDM.

Lalu jika pemerintah tetap ndableg ada 5 juta buruh di 150 industri akan mogok kerja selama sebulan. Artinya ada 5 Juta buruh yang siap rehat tidak menerima upah selama satu bulan.

Coba  akumulasikan berapa kerugian bangsa dan Negara akibat gejolak negeri ini.

Mulai dari kerugian masyarakat karena kenaikan harga bahan pokok, pelaksanaan demo, biaya pengamanan, upah 5 juta buruh yang mogok serta kerugian industri akibat pemogokan.

Bisa benar-benar rugi bandar ini mah.

"Dasar kadal buntung" teriak Cecep Juhanda.

Apaan tuh.-*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun