Mohon tunggu...
D Asikin
D Asikin Mohon Tunggu... Wiraswasta - hobi menulis

menulis sejak usia muda

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Lie Detector Bohong, Mending Hypnotherafy Uya Kuya

14 September 2022   17:02 Diperbarui: 14 September 2022   17:03 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada dua orang Komisaris Jendral Polisi yang pendapatnya relevan, seiring sejalan. Keduanya sama sama mantan Kabareskrim Polri. Keduanya juga sudah purnatugas.

Yang satu namanya Susno Duadji sekarang jadi petani di Pagar Alam Sumatra Barat, dan yang satu lagi Ito Sumardi.

Berawal dari perbincangan soal hasil test kebohongan (lie detector) terhadap mantan Irjen Ferdy Sambo yang tidak diketahui publik karena tidak diumumkan.  Alasan seperti kata Kabid Humas Irjen Dedi Prasetyo itu hanya untuk konsumsi penyidik.

Bermain andai andai, kalau hasil test FS jujur alias no decection indicated maka yang ada bohong diantara FS dan bharada E.

Dalam BAP dan rekonstruksi, mereka berbeda pengakuan. Bharada E menyebut FS ikut menembak korban (brigadir Yosua) sedangkan FS membantah.

"Yang bohong mesin lie detector" kata Susno Duadji.

Dia meneruskan bahwa selama 31 tahun jadi polisi tidak pernah barang sekalipun  menggunakan alat itu. Selain tidak akurat, kata mantan Kapolda Jawa Barat itu, juga hasilnya jarang dilirik Hakim.

Salah satu contoh hasil test  lie detector adalah kasus Yessica Kumala Wongso tahun 2016. Ia dituduh melakukan pembunuhan berencana kepada temannya sendiri Wayan Mirna Salihin. Kasus itu menarik perhatian publik yang luarbiasa. Hampir setara dengan kasus Ferdi Sambo sekarang.

Yessica dituduh menaruh 3,75 mg sianida pada gelas kopi yang dia pesan untuk Mirna. Beberapa saat setelah mereguk kopi itu, Mirna meregang, klojotan dan inalillahi, tewas hari itu juga.

Menarik untuk diketahui. ternyata FS turut menangani kasus yang trending sejagat Republik ini. Waktu itu dengan pangkat AKB, ia menjabat Wakil Dirtipibum Polda Metro Jaya dibawah Kombes Krisna Murtie.

Karena Yessica menolak (FS)  melakukan pembunuhan, maka penyidik menggunakan lie detector. Hasilnya Yessica jujur alias tidak melakukan perbuatan yang dituduhkan.

Tapi di pengadilan, hakim mengenyampingkan hasil uji kebohongan itu. Majlis hakim menggunakan keyakinan diri sebagai Hakim.

Air mata Yessica yang tumpah ketika menyampaikan pembelaan tak dihiraukan. Air mata itu dianggap modus saja. Maka dor dor dor suara palu menggedor meja sidang , 20 tahun penjara untuk Yessica.

Kembali ke cerita dua orang Kombes itu, Ito Sumardi menyebut akurasi lie detector itu hanya 60 sampai 70 % saja. Jadi tetap riskan. Karena itu dia tidak setuju penggunaan alat itu untuk mendeteksi kejujuran FS. Seperti kata Susno alat itu tidak akan effektif jika digunakan kepada orang yang sudah terbiasa berbohong.

Ito malah lebih cenderung mengunakan hypnotherafi. Ia mengaku sudah menyarankan kepada Kapolri agar meminta bantuan Uya Kuya untuk menditeksi FS.

Uya Kuya sendiri mengaku pernah didatangi polisi betkait dengan kasus Sambo itu. Tapi Uya mengaku menolak permintaan itu. Takut Rambo ya ?

Yang terjadi kemudian memang penyidik tetap menggunakan lie detector. Lagian Hypnotherafi itu bukan proyusticia. Jadi tidak bisa digunakan.

Sekedar tahu hypnotherafi itu berasal bahasa Yunani hypnos yang berarti tidur. Praktek demikian itu sudah ada sejak dahulu kala, zaman Mesir Kuno, di Babilonia sekitar 4 ribu tahun lalu.

Praktek itu digunakan sebagai ritual , upacara keagamaan atau penyembuhan penyakit. Lewat sentuhan tangan dan mata bathin seseorang secara suggestif dibawa ke alam bawah sadar.

Sesuai proses waktu dan perjalanan sejarah, baru pada abad 19 praktek itu dikemas menjadi sebuah ilmu. Namanya hypnosis. Orang yang melakukannya disebut hypnothis. Salah satu yang ada disekitar kita ya Uya Kuya itu.

Tapi pakar hypnosis dari Consultants and reseach of Narafatih, Khirdy Putra mengatakan tidak ada ilmu terawang yang 100% bisa memastikan orang bohong atau tidak. Hanya sebatas kebetulan dan logika saja.

Yang terjadi, Sambo dan para tersangka lain sudah diperiksa dengan liedetector. Menurut Kabid Humas Irjen Dedi Prasetyo, alat itu didatangkan dari Amerika tahun 2019. Akurasinya mencapai 93%. Yang pasti lagi Sambo telah membuat jagat Nusantara ini bergoyang dan tergoncang.

Dasar Rambo, eh Sambo.- *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun