Selamat pagi...
Pagi ini, cuaca bagus, aku bangun lalu mandi dengan rasa segar. Aku dengar suaramu kemudian, hmmm..., seperti bulu-bulu angsa lembut yang diusapkan ke muka. Hampir bisa ku cium wangi parfum mu, dekat sekali. Aku tidak tahu pasti, tapi menurutku, parfum adalah karya seni yang khas, aku yakin ada reaksi kimiawi tertentu, ketika parfum itu bersentuhan dengan keringat. seperti layaknya sebuah karya seni, wanginya pun menerbitkan imajinasi tertentu pada karakter pemakainya atau nuansa apapun yang menyentuh gendang rasa dan intelektual kita. Benar begitu? Hahaha, ini hanya sebuah intermeso, tapi baumu (kombinasi parfummu), selalu menyarankan sebuah rasa agar lebih dekat denganmu, buatku.
Apa kabar mu pagi ini, sayang? Kemarin aku ketemu teman-teman dekatku. Setelah agak lama, akhirnya baru hari ini, bisa lagi kami berkumpul. Ah, tidak ada sesuatu yang istimewa atau spesial, kalau yang kamu tanyakan soal apa yang kami buat. Kami hanya masak bersama, duduk dan bicara apa saja. Tapi rasa dekat diantara mereka, suasana yang serba sederhana, atau obrolan yang itu-itu juga, selalu bikin rasa nyaman setelahnya. Jika sebuah akhir minggu kuhabiskan dengan cara seperti itu, dengan teman-teman dekatku itu, awal minggu berikutnya, aku selalu dapat energi baru yang lebih menggairahkan.
Friendship, aku pikir, bukanlah sesuatu yang perlu digembar-gemborkan. Perlu di deklarasikan dengan kata-kata, bahwa itu sebuah persahabatan bagai seperti madu, kelezatannya makin tinggi, sejalan dengan bertambahnya waktu. there are a lot of friendship yang tidak perlu diucapkan selain dengan pengertian dan pemberian yang tulus. example me now, tidak pernah merasa kehilanganmu, diantara teman-teman baik itu. Sementara itu, aku tidak merasa perlu, sedikitpun mencampuri urusan pribadi orang lain. Pada saat tertentu, tanpa bicara pun, mereka sudah akan tahu apa yang terjadi padaku.
Bahkan sebuah pengkhianatan pun, kadang punya sisi lain yang bisa kita mengerti, seperti rasa sayang atau keterpojokan yang pahit. Selalu ada penjelasan untuk itu, dalam persahabtan hampir tidak ada yang nonsense. Dimana aku merasa tidak perlu ada yang ditutupi atau ketika aku tidak merasa perlu mengatakan sesuatu, tidak ada rasa kuatir karena itu. Tidak ada tuntutan untuk membuat semuanya jadi terbuka sama sekali. Yang ada cuma komunikasi yang intens dan rasa pengertian yang makin hari makin dalam.
Jika suatu hari nanti kamu benar - benar kenal lebih dekat denganku, aku ingin kamu tahu sesuatu. Jangan suruh aku memilih diantara mereka denganmu. Diatas semua yang kuceritakan, I love u so much more.... Belakangan ini, tidak ada hari yang kulewatkan tanpa berpikir soalmu. Tentang pershabatan, tentang senyuman mu, tentang semua yang indah tentangmu di pikiranku dan kurasakan. Seperti juga semuanya, sayang.....cinta adalah kerja. Bukan sesuatu yang jatuh dari langit dan kita terima bulat sudah jadi. Semua yang mulia selalu perlu kerja dengan hati, tangan dan pikiran kita. Naif, bodoh dan konyol sekali kalau kita cuma berdoa dan mengharap atas cinta yang indah dan mulia. Kita perlu kerja, kerja dan kerja. Butuh totalitas untuk itu. Kita akan menghiasinya dengan ketulusan dan kerendahan hati. Tidak mudah bukan untuk sampai kesana ? Tapi kita juga perlu bersyukur atas semua yang kita terima. Setiap pernaik-pernik keindahan, setiap sesuatu yang menggembirakan hati, meski kecil atau bahkan nampak percuma, mesti harus kita syukuri. Bersyukur dan berdoa bukan berarti kita berhenti kerja. Cuma kerja yang bisa membuat hidup kita jadi lengkap dan berarti. Eksistensi kita menjadi utuh.
Aku coba dendangkan persahabatan dan kedekatan ini menjadi sebuah hal yang berarti bagi kita, dia adalah cinta. cinta yang penuh keindahan dan kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H