terbentuknya pola sidik jari pada manusia tercipta pada usia 13-16 minggu dalam kandungan bersamaan dengan terbentuknya sinaps pada otak manusia. setelah terlahir kedunia, pola tersebut memberikan pesan-pesan berupa karakter bawaan dan berkembang sesuai dengan lingkungan yang membentuk. beberapa penelitian menunjukan bahwa pola-pola yang terbentuk menunjukan karakter. diantaranya: dilahirkan dengan memiliki karakter yang domonan pada ligkungan atau social learning style, cognitive learning style atau mix antara keduanya. dan unrestricted learning style atau pola belajar yang unik. dari pola-pola yang terbentuk manusia dapat memiliki sistem pola pikir yang terbalik, maksudnya adalah cara pandang manusia tersebut tidak seperti manusia pada umumnya atau cenderung berpikir sebaliknya. dan ketika sedini mungkin terdeteksi dan ditangani dengan sesuai, maka itu akan dapat menjadi sebuah kelebihan. selain karakter, gaya belajar, juga bisa dideteksi kecepatan memperoleh informasi, kecepatan beradaptasi, dan keterampilan tangan. dengan ini bisa dikembangkan apabila terlihat perlu proses untuk melakukansuatu kegiatan dengan melath untuk melakukan sesuatu lebih cepat, baik dari kegiatan sen{bermain musik dengan tempo yang cepat}. sebaliknya, bila memiliki tingkat kecepatan tinggi untuk melakukan sesuatu, agar tidak ceroboh maka dapat disarankan untuk belajar memainkan usik dengan tempo yang pelan seerti bermain piano. manusia juga dapat dilatih agar mudah beradaptasi dengan lingkungan apabila terdeteksi memiliki bawaan lahir cenderung sulit beradaptasi denga lingkungan. kini banyak sekali cara untuk mengetahui potensi dan karakter manusia dengan berbagai jenis tes sidik jari.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H