Pada artikel sebelumnya Dokter THT merujuk ke Dokter Saraf, dengan catatan yang agak bikin aku bergidik, disfonia ec parese plica vocalis sinistra, kurang lebih kalau dicari di Google artinya kelumpuhan pada pita suara. Selain itu juga tertulis indikasi stroke.
Bacanya itu aja sudah bikin pikiran gak karuan. Luarbiasa emang uji mental sejak Covid-19, kayak gak usai-usai. Sudah tenang hasil tes dahak  TB Paru negatif dan selesai pengobatannya. Eh kelanjutannya masih ada aja.
Tanggal 30 Juni 2022 ketemu Dokter Saraf, ditanya bagaimana atau sebelumnya sakit apa sampai suaranya hilang. Aku ceritalah mulai dari kena Covid-19 kemudian lanjut TB Paru. Termasuk dugaan Dokter Paru, kemungkinan ada luka-luka di pita suara, karena kelamaan batuk. Yang ternyata setelah dicek Dokter THT, pita suara kiri lumpuh.Â
Alhamdulillah Dokter Saraf-nya sangat komunikatif. Aku uraikan saja percakapannya lebih kurang sebagai berikut:
Dokter: "Wah ibu kenanya paket combo ya, Covid-19 + TB Paru, sampai dirawat gak?"Â
Aku: "Gak dok."Â
Dokter: "Wah hebat juga gak sampai dirawat. Tapi ini bukan karena TB Paru, separah-parahnya TB Paru, gak kan membuat pita suara lumpuh. Kondisi ibu ini, karena Covid-19. Covid-19 membuat darah semakin mengental"
Aku: "Oh mama saya dulu juga kena darah kental, dok. Dan memang, saat saya tes darah untuk TB Paru, Petugas Lab juga bilang, ibu darahnya begitu diambil, langsung kental. Cuma waktu itu saya gak mikir itu hal yang perlu saya perhatikan. Jadi saya juga tidak menyampaikan ke Dokter Paru mengenai hal tersebut."
Dokter: "Memang sehabis Covid-19, pasien saya banyak yang mengalami pengentalan darah, bahkan ada yang usianya masih 27 tahun, dengan berbagai macam tempat yang diserang. Kalau ibu sudah berapa lama suaranya hilang?"