Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Satu Kata Berharga itu "Pulih" (2)

8 Oktober 2024   13:14 Diperbarui: 8 Oktober 2024   13:18 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 

Setelah drama herpes usai, batuk-batuk tetep berlanjut. Tapi ya itu belum sampai taraf mengganggu, tidak ada gejala lain dan tidak berefek dengan kondisi tubuh, dalam arti tetap fit dan tetap bisa jogging tanpa ngerasa capek ataupun ngos-ngosan.

Nah saat bulan puasa di tahun 2021, batuk mulai mengganggu, frekuensinya mulai sering dan berat badan turun terus. Padahal biasanya aku kalau puasa berat badan malah naik, karena malamnya suka makan ini itu. (Jangan tanya apaan makanan ini itu? Yah pokoknya ini itu deh.)

Akhirnya aku berencana berobat sehabis lebaran. Karena kepotong kunjungan sana-sini pas lebaran, jadinya suami bilang berobat awal Juni 2021 aja, pas sudah santai. Dan sebelum jadwal Vaksin Dosis I Covid-19, yang menurut jadwal di RT, sekitar minggu kedua bulan Juni.

Etapi malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Rencana tinggal rencana, tanggal 4 Juni 2021 di kantor suami, ada temannya yang positif Covid-19, akhirnya semua diswab. Hasilnya 15 orang positif Covid-19, termasuk suami. Emang agak kesel sih, temennya yang bawa virus ke kantor itu habis mudik lebaran, pas masuk kantor ditanya sudah swab belum, jawabnya sudah dan hasilnya negatif. Ternyata dia bohong, gak lama dia mulai demam dan segala gejala Covid-19 mulai terasa. Dan kantor ngewajibin dia swab di Klinik dekat kantor, hasilnya sudah pasti positif.

Suami sih awalnya gak ngerasain apa-apa, tapi di rumah tetap dipisah semuanya. Beda kamar, beda kamar mandi dan ruangan yang boleh ditempati suami ruang makan dan ruang tamu. Sedang aku ruang keluarga dan dapur.

Tetep aja aku malamnya mulai demam. Cuma gak tau emang tertular Covid-19 atau gak. Besoknya mulai gampang ngos-ngosan, baru jalan 3 langkah sudah ngos-ngosan kayak habis jogging 5Km. Bahkan sholat 2 rakaat aja gak sanggup, ngos-ngosan banget sampai kayak kehabisan nafas. Akhirnya sholatnya sambil duduk.

Batuknya juga makin parah, bikin gak bisa tidur. Yang paling berat itu gak bisa nelan makanan sama sekali, sudah dikunyah sehalus-halusnya tetap gak bisa ditelan. Kayak ada yang nolak di tenggorokan. Dan ternyata lebih berat ditolak tenggorokan ketimbang ditolak waktu ngelamar kerja.

Padahal aku tuh walau sakit tetep bisa maksa makan. Biasanya sampai aku dorong dengan air minum, yang penting ketelen. Nah baru kali ini yang gak bisa dipaksa gitu, bahkan udah pake acara dibujuk-bujuk tetep gak bisa. Asli lemes banget, karena gak ada makanan yang masuk. Bahkan untuk mikirin kamu aja aku gak ada tenaga.

Aku nanya ke sepupu yang dokter, enaknya aku beli obat apa. Dia suruh aku beli antibiotik dan pengencer dahak, sisanya minum multi vitamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun