Sebenarnya ngomongin pengalaman kena Covid-19 itu sudah basi ya. Habis sejak terkena Covid-19 aku kehilangan minat untuk nulis di Kompasiana, bahkan untuk ngintip tulisan teman-teman Kompasianer aja males.
Tapi aku pikir perlu juga berbagi pengalaman, karena aku dapat efek jangka panjangnya. Yang bikin sampai sekarang masih bolak-balik RS. (bolak-balik berasa lagi goreng ikan yak..). Plus ingin berbagi pengalaman menggunakan BPJS Kesehatan.
Ini adalah cerita yang panjang, biar gak bosen baca, boleh kok sambil ngemil kerupuk jengkol. Karena selama pandemi, ada-ada aja penyakit yang datang. Padahal itu penyakit bukan jelangkung, tapi kok sama, "datang gak diundang, pulang gak diantar".
Herpes Zoster
Sejak akhir tahun 2020 aku sudah mulai batuk-batuk tapi frekuensinya gak sering dan jarang, juga ketambahan pada November 2020 aku kena herpes, di sepanjang tangan kiri. Yang perihnya minta tolong, kayak disayat-sayat. Kalau kata orang, patah hati itu perih, itu orang pasti belum pernah kena herpes.
Awalnya dikira digigit binatang gitu, bintik-bintik merah. Jadinya aku kasih balsem aja, eh kok tambah perih. Terus kok tambah banyak. Dan bintik-bintiknya mulai kayak melepuh tapi merah gitu. Dan mulai sakitnya kayak disayat-sayat. Sampai gak bisa tidur, tapi bukan karena mikirin kamu sih.
Mau ke RS, tapi Covid-19 di bulan November - Desember 2020 sedang meningkat cukup tajam. Jadi RS lagi ramai-ramainya. Bingung ini sakit apa, mulai nyari info di Google dan gejala mengarah ke herpes zoster. Tapi untuk memastikan, aku konsultasi dengan teman yang berprofesi sebagai dokter. Setelah dia lihat foto kondisi tangan dan keluhan aku, dia menyimpulkan itu emang herpes.
Disuruh beli obat tablet dan salep yang namanya sama yaitu Acyclovir. Harganya murah 1 strip Rp. 10.000 isi 10 tablet dan 1 pcs salep Rp. 5.000. Tablet diminum 5x sehari selama 7 hari dan salep diolesin sampai kering. Sama sedia paracetamol, diminum saat panas badannya.
Begitu minum obat dan diolesin salep sehari aja, sudah langsung berkurang sakitnya. Tapi aku ngabisin lumayan banyak salep, karena sudah menyebar hampir di semua bagian lengan dan tangan kiri.
Setelah dua minggu baru mengering semua, tapi selama 3 bulan ke depan masih sering kerasa nyeri-nyeri sedikit. Bekas-bekasnya pun perlahan  lenyap. Itu salep udah kayak lagu Noah, "Menghapus Jejakmu", sampai tuntas tas tas tas. Dan drama herpes pun usai.
Tunggu kelanjutannya ya. Tenang ini bakalan berjilid-jilid.
Link Sumber Gambar: Brilio.net : 15 Gejala penyakit herpes, penjelasan penyebab, dan cara mengobatinya
___
Artikel selanjutnya:
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (2)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (3)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (4)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (5)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (6)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (7)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (8)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (9)
Satu Kata Berharga itu "Pulih" (10)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI