Apalagi kalau aku cek dan ricek Stasiun LRT Halim, gak ada transportasi publik dari sana. Memang menurut informasi, nanti ada shuttle untuk penghubung Stasiun Kereta Cepat Halim dengan Stasiun LRT Halim. Tapi kalau kita turun di Stasiun LRT Halim ataupun Stasiun Kereta Cepat Halim belum ada transportasi publik yang terintegrasi. Sepertinya nantinya pasti ada sih. Cuma untuk sekarang yah begitulah.
Lalu pulangnya aku naik lagi dari Stasiun LRT Jati Bening Baru, di sini juga sama saat menuju loket dan menuju peron tersedia eskalator. Tapi waktu aku sampai, eskalator sedang diperbaiki, jadi aku diarahkan untuk sementara naik lift, yang sebenarnya dikhususkan untuk disabilitas dan lansia. Nyamanlah pokoknya, kayak lagi bersandar di bahumu. Eaaaa.
Aku berhenti di Stasiun LRT Jatimulya dengan waktu tempuh 18 menit. Sama dengan stasiun yang lain tempatnya nyaman dan ada eskalator juga.
Nah di Stasiun LRT Jatimulya ini, terletak di belakang apartemen. Jadi pas aku pesan ojol, harus masuk ke dalam apartemen. Untuk sekarang masuknya dan parkir masih gratis. Tapi nantinya berbayar.
Berarti untuk yang bawa motor, ketauan nyari tempat penitipan motor di sekitar situ. Dan kalau mau pesan ojol, nantinya ketauan jalan dulu ke depan apartemen, baru pesan ojol, kan itu sudah jalan besar. Termasuk yang ingin naik angkot (koasi), di jalan besar depan apartemen banyak pilihannya. Apartemen LRT Itu bersebrangan dengan pintu tol Bekasi Timur.
Dengan kondisi Stasiun LRT Bekasi Barat dan Stasiun LRT Jatimulya tersebut, aku memilih Stasiun LRT Bekasi Barat, selain lebih mudah akses transportasinya juga lebih nyaman tempatnya, dan saat harga sudah normal, tentu jadi lebih murah.
Mengenai akses Stasiun Cikunir 1, menurut teman aku yang sudah nyoba, dia juga masih bingung transportasinya, jadi ya pesan ojol juga.
Memang kalau dicari info di Google, ada beberapa angkot yang lewat Stasiun LRT Halim, Jati Bening Baru, Cikunir 1 dan Cikunir 2, tapi tampaknya tidak benar-benar lewat di stasiun-stasiun tersebut.