Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nyaris Jadi Korban Penipuan

13 Januari 2020   14:25 Diperbarui: 13 Januari 2020   15:24 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyaknya model penipuan di jaman yang serba digital ini bikin ngeri-ngeri emosi. Semakin canggih teknologi, semakin banyak juga trik-trik penipuan.

Ceritanya nih gegara masalah utang-piutang, akhirnya 1,5 tahun yang lalu kantor aku dapat villa di daerah Puncak Bogor. Karena villa tersebut sudah sangat tua, ada sejak tahun 80an, jadilah direnovasi besar-besaran. Nah mulai disewakan lagi di bulan Januari 2019. Jadi sudah genap setahun berjalan.

Nah aku dapat tugas untuk mengelola villa ini, mulai urusan bikin akun di salah satu aplikasi perhotelan, media sosial interaksi dengan penyewa sampai mengelola keuangannya.

Selama setahun berjalan ini, ada 2 kali kejadian yang bikin emosi, ya itu nyaris jadi korban penipuan. Berikut sedikit kisahnya:

Penipuan Melalui Facebook

Berawal dari seorang penyewa booking lewat aplikasi perhotelan, sebut saja aplikasi A, untuk tanggal 21 Juni 2019. Saya lihat profil penyewa, tempat tinggalnya di Minesota, Amerika Serikat. Lalu dia chat dalam bahasa Inggris melalui aplikasi A, katanya nanti yang mau menyewa temannya bernama B (nama orang Indonesia). Tak lama kemudian temannya yang bernama B ini menghubungi saya melalui Whatsapp, dan memang orang Indonesia tinggal di Jakarta.

Tapi kemudian H-2 dibatalkan. Lalu saya mengkonfirmasikan kepada B, kalau nggak jadi sewa. Katanya, oh gitu, ok nanti saya tanyakan ke teman saya yang booking-in. Dan kembali dibooking dengan nama penyewa yang berbeda, kali ini tinggalnya di New Orlando, Amerika Serikat, orang ini pun menggunakan bahasa Inggris, mengatakan kalau yang menyewa temannya bernama B.

H-1 kembali dibatalkan, saya pun kembali menanyakan kepada B. Dan dia kembali konfirmasi ke temannya. Dan kembali dibooking oleh orang lain lagi, kali ini  dari Colorado, Amerika Serikat. Booking yang terakhir ini sukses sampai B chcek out.

Saat tanggal 24 Juni 2019, saya terima transferan dari A, saya bingung, kok ada 2 penyewa ditanggal 21 Juni 2019 yang masuk ke rekening. Pas saya cek yang masuk penyewa yang dari New Orlando dan Colorado. Karena saya merasa bukan hak saya, jadi saya hubungi CS A. Saya kasih tau bahwa yang satu sudah dibatalkan, mengapa saya terima uangnya. Menurut CS, karena dia batalkan H-1, maka tidak ada pengembalian ke pihak penyewa. Ya udah dong, saya pikir rezeki, alhamdulillah.

Tapi terus heran, kok pas tanggal 5 Juli 2019, saya nggak terima uang sewa ditanggal sebelumnya. Pas saya cek yang tanggal 21 Juni 2019, yang tadinya saya terima double, malah dikembalikan dua-duanya. Wah nggak terima dong saya. Saya langsung hubungi CS A. Saya bilang, kok dipotong semua, kan jadi saya rugi, saya terima tamu, tapi saya nggak terima bayaran.

Udahlah chat dengan CS A kudu pakai bahasa Inggris, jadi nggak bisa maksimal ngomel-ngomelnya, maklum  bahasa Inggris saya cuma sebatas yes no yes no doang. hahaha. 

Saya chat tanggal 5 Juli 2019, CS A nyerah, nggak tau masalahnya, katanya nanti dihubungi bagian keuangannya.  Tanggal 8 Juli 2019, saya dihubungi bagian keuangannya, katanya akan diinvestigasi dulu. Kemudian nggak ada kabar. Saya coba hubungi penyewa B yang menginap. Karena penyewa B ini orang Indonesia, jadi saya emosinya bisa maksimal. Saya nggak terima, penyewa B menginap di villa, tapi saya nggak terima uangnya. Saya minta dia untuk bayar. 

Pertamanya nggak dibalas-balas. Bahkan saya nemu akun Instagramnya, dan dia punya profesi lumayan, yang kalau saya ocehin di media sosial, bakalan malu banget. Akhirnya dia gerah juga kali, setelah saya bombardir chat terus-terusan, dia bilang, oh saya bayar kok Mbak. Terus dia kasih tangkapan layar dia bayar melalui Dana ke rekening BCA atas nama seorang laki-laki, yang saya kenal itu siapa.

Dan harga yang dia bayarkan jauh dari harga sewa villa, selisih 1,2juta. Terus dia bilang, dia booking via Facebook, lalu dia kasih link Facebooknya. Yang pas diklik udah nggak ada. Saya bilang, Ibu bukannya berpendidikan ya, kok bisa pesan villa via Facebook untuk bayar booking di aplikasi A, yang kalau Ibu buka, harganya ketauan berapa. Demi pengen dapat murah, tapi jadi ngerugiin saya. Kalau saya panjangin bisa aja nih Bu. Kalau ternyata nanti uang saya nggak dikembalikan sama aplikasi A, berarti Ibu yang harus ganti biaya sewa villa saya.

Penyewa B pun bilang, saya tapi nggak ada dana lagi untuk bayar itu. Lalu saya bilang, ibu berdoa aja, semoga aplikasi A, ganti uang saya. Dan ke depannya hati-hati Bu, jangan maunya dapat harga murah aja, tapi pesan lewat orang-orang yang nggak jelas.

Kemudian tanggal 9 Juli 2019, saya dikabari oleh bagian keuangan A, kalau ternyata kedua booking-an tersebut dibatalkan oleh pemilik akun, karena akunnya digunakan oleh orang lain. 

Makin emosi dengan jawaban tersebut. Saya langsung bilang, kalau kayak gini caranya, yang rugi saya dong, yang kena hack akun di A, yang melakukan penipuan oramg di Facebook, yang bayar murah penyewa B sekaligus udah menikmati fasilitas villa. Tapi yang nanggung kerugian saya. Villa saya dipakai semalam, tapi saya nggak terima bayarannya.

Pihak A nggak balas-balas chat, tapi saya chat terus tiap hari. Sampai akhirnya tanggal 14 Juli 2019 dapat email dari aplikasi A, intinya minta maaf dan katanya penyewa nggak ngerasa booking, tapi tertagih di kartu kreditnya. Dan dia mengajukan komplain, yang mengakibatkan pembayaran ke pihak A tidak diotorisasi oleh pihak kartu kredit. Dan pihak A pun, membayar kembali ke saya untuk biaya sewa tamggal 21 Juni 2019, dalam waktu 5 hari kerja. 

Alhamdulillah tanggal 17 Juli 2019, uang sudah saya terima. Kejadian ini membuat saya berhati-hati terima pelanggan dari luar negeri. Sampai-sampai saya tanya konfirmasi berulang kali, saat ada pelanggan dari Arab dan Korea yang ingin menyewa villa. Tapi sepertinya asal tidak terjadi cancel berulang kali, sepertinya aman. Walau tetap harus waspada.

Bisa juga sejak itu dari pihak A, mulai lebih mengamankan aplikasinya. Karena sesudah kejadian tersebut, aman-aman saja. Semoga memang aplikasinya sekarang lebih aman.

Penipuan Melalui Whatsapp

Kalau yang ini ada yang tanya-tanya lewat Whatsapp (WA) tanggal 12 November 2019. Wah tanyanya banyak deh, fasilitas, harga, cara bayar. Pokoknya kayak penyewa serius. Terus katanya dia mau nyewa 4 malam untuk 22-26 Desember 2019. Dan nanya DP nya berapa. Saya sudah bilang, nggak ada DP, booking berarti harus bayar full. Dan dia sepakat.

Nggak ada kabar dari dia selama 2 hari, saya juga nggak tanya-tanya. Tiba-tiba ngirim tangkapan layar bukti transfer dari ATM BRI, bayarnya separuh dulu katanya. Saya bilang, nggak bisa saya block tanggalnya, kalau belum lunas Pak. Dia nggak terima, katanya, nanti 3 hari lagi pasti saya bayar. 

Saya bilang, nggak bisa Pak, kan saya sudah kirim peraturannya. Dan dia pun minta uangnya dikembalikan. Tapi ke rekening BCA. Untungnya saat itu saya lagi santai di rumah, nggak lagi di jalan, atau lagi makan. Jadi saya cek dulu mutasi rekening saya. Dan nggak ada dong uang yang masuk sebesar itu. 

Terus saya WA dia lagi:

Saya: uangnya nggak masuk Pak.

Penyewa: maksudnya?

Saya: Nggak ada uang senilai yang Bapak transfer, masuk ke rekening saya.

Dan saya kaget, dia langsung hapus foto tangkapan layar ATM BRI, terus menghapus no rekening BCA (kalau ini sudah saya input di mBCA) dan menghapus foto profilnya. Kemudian dia sudah nggak bisa dihubungi, no hp saya diblokir. Wah niat nipu nih orang.

Alhamdulillah saya ngecek mutasi rekening dulu, biasanya kalau lagi sibuk atau lagi di jalan kadang nggak saya cek mutasi, udah percaya saja. Ini untung si penipu transaksinya malam-malam, jadi lagi santai. 

Tapi dengan kejadian ini, mau kayak gimana lagi ribetnya, saya jadi selalu cek mutasi rekening dulu. Bahaya kalau sempet ketipu, soalnya uang sewanya lumayan harganya.

Demikianlah sedikit curcol dari saya, mungkin bisa jadi pelajaran buat teman-teman, agar tetap waspada dari trik-trik penipuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun