Hai.. Jumpa lagi.. Maaf nih baru sempat melanjutkan kisah tentang Wisata Penang. Ini lapak kayaknya udah mulai banyak kecoanya dan penuh butiran debu. Lebay yo ben.Â
Mari kita kembali ke Penang, hari kedua setelah sarapan di hotel, kami berniat wisata jalan kaki muterin George Town. Bukan karena pengin wistana sehat, tapi emang lebih efektif jalan kaki. Karena konon katanya di daerah banyak bangunan-bangunan tua yang menarik untuk dijadikan obyek kenarsisan. Itulah salah satu alasan kenapa kami memilih menginap di hotel yang berada di wilayah George Town.
Kemewahan Abad ke 19 - dok pribadi
Di tengah panas yang membakar hingga ke relung-relung jiwa yang haus (lebay lagi), kami memulai perjalanan dari hotel. Dengan berbekal GPS, kami berniat ke
Queen Victoria Memorial Clock Tower, Museum 3D,
Pinang Peranakan Mansion,
Mesjid Kapitan Keling,
Kuil Yap Kongsi,
Street Art.
Begitu memulai perjalanan, langsung berasa di Luar Negeri. Laaaaaahhhh??!! Hahaha. Tempat yang asik untuk berjalan kaki memang, selain rapi, jalanan pun sepi. Tapi ya puanaaaaaasssseeeeee kebangetaaaaan.
Terlalu banyak barang antik di Peranakan Mansion - dok pribadi
Kemudian berfoto-foto narsis lah sepanjang perjalanan, sampai di Queen Victoria Memorial Clock Tower, ternyata di sana kayak alun-alun gitu. Terus kami pun melanjutkan perjalanan ke Museum 3D, ternyata tiket masuknya mahal guys, kalau turis mancanegara RM 30, pikir-pikir ngapain mahal-mahal kalau cuma foto-foto 3D, di Indonesia juga banyak. Maklum walau jalan-jalan kadang emang suka hitung-hitungan.Â
Jadi kami pun melanjutkan perjalanan ke Pinang Peranakan Mansion, kalau di sini tiket masuknya RM 20, okehlah rumah kayak begini sepertinya di Indonesia nggak ada. dan memang nggak rugi masuk sini. Ini ceritanya rumah orang keturunan Tiongkok kaya di abad ke 19 bernama Chung Kang Quee.
Berasa horang kaya - dok pribadi
Setiap ruang dari rumah ini menampilkan kemewahan klasik dan setiap sudut sungguh merupakan tempat narsis yang hakiki. Bahkan perhiasannya buanyaaaakkkkkkk bingiiiitssss. Juga masih ada kosmetik jaman dulu. Keren juga perawatan rumah ini. Aslinya aku banyak banget ngambil foto-foto di sini. Sampai susah mau pilih yang mana. Buat anda yang berniat ke Penang, jangan lupa mampir ke sini.
Setelah puas melihat kemewahan tempoe doeloe, kami pun ke Mesjid Kapitan Keling, tapi sampai sana belum waktu sholat dzuhur, jadilah kami hanya berfoto-foto cantik saja. Begitupun di Kuil Yap Kongsi, hanya foto di depannya saja. Karena panas yang membara, begitu lihat Es Cendol Durian langsung ngeces sebaskom. Untuk kuliner yang satu ini sudah aku kisahkan di sini.Â
Mesjid Kapitan Keling - dok pribadi
Sehabis itu ada beberapa toko oleh-oleh yang kami lewati, dan biasalah ya buibu, pasti doyang lihat-lihat, nawar-nawar, walau belum tentu dibeli apa nggak. Sesudah kelelahan mengukur jalan di kota George Town, kami nggak sempat menjelajahi Street Art. Ada satu tempat yang kami lewati, tapi lagi banyak yang mau foto-foto, sementara udah kelelahan dan kepanasan juga, jadilah kami memutuskan kembali ke hotel.
Nggak bisa lihat space narsis sedikit pun - dok pribadi
Untuk istirahat sejenak, sholat dan makan siang dengan sedikit lauk dari Jakarta (sungguh niat). Demikian untuk edisi kali ini. Nantikan obyek wisata lainnya.
____
Sebelumnya:
[Wisata Penang] Mencicipi Kuliner Penang
[Wisata Penang] Ada Pesona Apakah di Bukit Bendera?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Trip Selengkapnya