Semarang mungkin bukan tujuan wisata yang diincar banyak orang. Walau sebenarnya banyak juga obyek wisata yang menarik di Semarang, hanya masih kurang dijadikan daya tarik. Sehingga kalau ada yang ngajak buat liburan ke Semarang, pasti jawabnya, "ngapain ke sana, ketauan ke Jogjakarta atau ke Solo." Â Tapi buat orang yang pernah tinggal di Semarang, Semarang itu ngangenin, terutama kulinernya.Â
Karena kuliner Semarang jarang ditemui di kota lain. Tahu petis aja, yang berceceran hampir di setiap persimpangan di Semarang, susah dicari di kota lain. Jadi dari berapa bulan lalu ceritanya pengen banget makan koyor, tapi di Bekasi maupun Jakarta, nggak nemu orang yang jualan koyor. Akhirnya kepikiran buat ke Semarang.
Nyari tiket Kereta Api, dapat jam yang cocok, berangkat hari Jumat pagi jam 06.55 WIB naik Tawang Jaya, biar sampai Semarang pas jam makan siang. Pulangnya hari Minggu sore jam 16.00 WIB naik Argo Muria, tujuannya sama, biar sempat makan siang sebelum balik ke Bekasi.
Untuk hotel di Semarang, rekomendasi aku sih, cari hotel di seputaran Simpang Lima, biar kemana-mana gampang. Aku kemarin nginep di hotel yang di Jalan Pandanaran, bukan di Aston sih, tapi di sebelahnya. Hihihi. Milih Hotel Pandanaran sih karena kalau mau beli oleh-oleh, dekat, bisa jalan aja dari hotel. Selain itu makanan sarapan pagi di hotelnya, juga lumayan enak-enak.
Begitu sampai di Stasiun Poncol, langsung menuju hotel, pakai Taksi Bluebird pesan lewat MyBluebird, jangan khawatir di Semarang, naik Bluebird murah, nggak kayak di Jabodetabek. Dari Stasiun Poncol ke Hotel Pandanaran, nggak sampai Rp. 20.000.
Setelah naro barang dan sholat di hotel, tujuan pertama makan Koyor Makmi. Walau dulu 6 tahun tinggal di Semarang, nggak pernah makan di Makmi. Dulu sering makan Koyor, di Jalan Kusumawardani, yang rasanya top banget, tapi pas sudah lulus, ke Seamrang lagi, terus mampir ke sana, warungnya sudah nggak ada. Hiks.
Pas cek di PETA Google, ternyata jarak dari hotel hanya 1.3 KM, ya udah secara dah biasa jogging, kami memilih jalan santai ke Warung Nasi Koyor Makmi, lumayan juga sih jalan ke sana, tapi jadi asik aja. Sampai di sana, rada ragu, warungnya nggak meyakinkan gitu, tapi kok bisa terkenal. Ya udah masuk aja, udah terlanjur jalan jauh juga.
Dari Warung Makmi ini, balik ke hotel, jalan lagi, karena bakalan ngelewati Lawang Sewu, jadi bisa mampir dulu. Obyek wisata ini pun belum pernah aku kunjungi, karena dulu jama kuliah di Semarang, Lawang Sewu tidak pernah dibuka untuk wisata.