Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Selalu (Tak) Benar

8 Maret 2018   12:57 Diperbarui: 8 Maret 2018   13:52 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun belakangan ini lagi ngetrend kutipan  "Perempuan Selalu Benar". Aku sering terusik dengan kutipan itu, apalagi  saat melihat banyak meme yang menggambarkan betapa super power-nya  seorang perempuan. Tapi saat melihat kembali sekeliling aku, ternyata  memang benar, kenyataan tak seindah kutipan.

Karena dalam banyak  kasus, perempuan masih jadi obyek yang disalahkan. Seperti dalam kasus  pemerkosaan, sering kali perempuannya justru yang disalahkan. Mulai dari  pakaiannya sampai masalah keluar di malam hari. Padahal sekarang banyak  perempuan yang terpaksa jadi tulang punggung keluarga, yang harus  banting tulang sampai malam hari. Dan kalau soal pakaian tak sedikit  juga kasus perkosaan terjadi pada perempuan dengan pakaian yang sopan  atau tertutup. 

Belum lagi si lelaki berdalih suka sama suka.  Selain itu rasa malu, takut dan trauma yang dialami korban, membuat  sedikit sekali kasus perkosaan yang berakhir di pengadilan. 

Adalagi  kasus yang lagi hits di masyarakat saat ini, "pelakor" atau perebut  laki orang. Namanya saja sudah pelakor, yang sudah pasti yang salah  perempuan juga. Padahal dalam kasus perselingkuhan, kan terjadi jika ada  lelakinya juga. Tapi entah kenapa lelaki selalu lolos dari amukan emosi  saat perselingkuhan ketauan.

Dalam kasus perselingkuhan suami,  yang dihujat masyarakat selalu si perempuannya. Baik dari sisi  pelakornya maupun dari sisi istrinya. Dari sisi pelakor, disalahkan  karena menggoda suami orang, walau kadang si pelakor ini, nggak tau  kalau lelakinya sudah berkeluarga. 

Dari sisi istri, akan selalu  dicari-cari kesalahannya, habis karena istrinya kalau di rumah lecek,  sudah pakai daster doang, bau terasi, muka berminyak atau karena  istrinya sibuk kerja, nggak ada waktu di rumah dan masih banyak lagi  kesalahan perempuan. 

Apalagi kalau kasus perselingkuhan yang  dilakukan oleh istri, tamat dah riwayatnya. Segala cacian dan makian,  bakal dilempar ke mukanya. Padahal dalam setiap kasus, kita nggak pernah  tau apa yang sebenarnya terjadi. Bisa jadi memang kesalahan  perempuannya, tapi tak menutup kemungkinan karena kesalahan lelakinya.  Tapi selalu yang disalahin perempuannya, apapun masalahnya.

Juga  dalam persoalan anak, dalam setiap masalah anak, muka yang ditunjuk  banyak orang adalah muka ibunya. Habis ibunya tuh nggak bener, yang  harusnya beginilah, yang harusnya begitulah. Sampai-sampai kalau ada  bapak-bapak yang ngurus keperluan sekolah anaknya, nanti ada yang  bilang, emang istrinya kemana, kok nggak ngurusin anaknya. Padahal kan  anak tanggung jawab bapak ibunya. Bikinnya aja berdua, masak yang punya  kewajiban ngurusin ibunya doang.

eaaaaaa | dok pribadi
eaaaaaa | dok pribadi
Kesalahan berikutnya yang sering  ditimpakan pada perempuan, adalah saat berkendara motor atau mobil.  Setiap terjadi sesuatu dijalanan, langsung nuduh, yang nyetir pasti  perempuan. Atau ada kejadian yang melanggar aturan, pasti yang kena  perempuan. Sampai banyak banget tuh memenya soal ini. 

Memang aku  akui, banyak sekali pelanggaran di jalan raya yang diakibatkan  perempuan. Tapi kan tidak semua kasus salah pengemudi perempuan. Karena  stereotipe ini, akhirnya jadi pukul rata semua salah perempuan.

Memang  perempuan itu sosok yang emosional, kadang kalau marah hilang  kendali.  Tapi emang lelaki nggak begitu? Buktinya banyak juga kasus  kekerasan  dalam rumah tangga. Kalau aku lihat, justru lebih banyak  lelaki yang  tak terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun