Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Presiden Jokowi, Tolong Perhatikan Juga Jengkol dan Jamban

5 Januari 2016   20:44 Diperbarui: 6 Januari 2016   12:12 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena jamuan santap siang tentu acara utamanya makan. Kami pun langsung dipersilahkan untuk menyantap hidangan yang ada. Semua menu aku ambil, eh pas ke meja, kok lihat Mbak Anazkia ada sop buah. Ternyata dapat di meja hidangan satunya, dan aku pun ke sana untuk ngambil sop buah, karena tampaknya menggiurkan. Niat banget ya aku. Tapi emang nggak rugi ngambil itu sop buah, enak deh. Semua menunya sih enak, cuma untuk ayam kecapnya kayaknya enakan aku yang masak. (#eaaaa kepedean. Bisa dikepruk koki istana. Hihihi).

Selesai makan, Mas Isjet (admin Kompasiana) pun mulai bercerita tentang proses pemilihan 100 kompasianer yang memang tidak mudah. Lalu Mas Isjet pun memilih 8 orang perwakilan untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada Presiden Jokowi. Yang setelah itu beberapa keluhan dan saran ada yang bisa langsung diputuskan beliau, dan yang lainnya akan diteruskan kepada Menteri yang bertanggung jawab.

Yang menarik Pak Presiden menanggapi tentang banyak kompasianer yang belum terakomodir untuk ikut ke acara jamuan santap siang di istana, dengan memberikan kesempatan setiap 3 bulan sekali akan mengundang 100 kompasianer. Karena menurut beliau, pertemuan-pertemuan seperti ini penting untuk mendengar masukan dan keluhan langsung dari rakyat yang dalam hal ini bisa terwakili di kompasiana.

Dan ada usul Pak Thamrin Dahlan yang asik, agar mengikutsertakan kompasianer saat Presiden kunker (kunjungan kerja) dengan pesawat Presiden, dan disetujui Presiden Jokowi 2 orang kompasianer bisa mengikuti kunker ke daerah tertentu. Yang sudah dimulai saat kunker Presiden ke Kupang yang diwakili Mas Isjet dan Mas Gapey Sandy. Asli ngiri, aku juga pengen tapi mungkin nggak ya? *ngarepdotcom

Aku sih sebenernya pengen juga dikasih kesempatan untuk menyampaikan keluh kesah kepada Pak Presiden. Tapi yah semua yang dipilih admin Kompasiana memang sudah pilihan tepat. Nah berhubung Presiden Jokowi kan suka baca tulisan-tulisan di Kompasiana, jadi aku sampaikan saja keluhan aku di sini.

Pertama soal jengkol, seperti yang diketahui oleh khalayak ramai di Indonesia bahwa jengkol adalah salah satu makanan khas Indonesia yang digemari oleh banyak orang Indonesia dan juga bermanfaat secara kesehatan.Kebutuhan jengkol untuk Jakarta saja, rata-rata 30 ton per hari. Artinya peminatnya tidak sedikit. Hanya saja untuk masalah jengkol ini tampaknya belum ada perhatian yang khusus dari pemerintah. Harganya sering melambung menyaingi harga daging sapi, karena pasokannya tidak selalu ada dan tidak dijaga persediaannya. Petani jengkol juga kurang mendapat perhatian.

Kedua perkara jamban, di Indonesia MCK (mandi cuci kakus) dengan sanitasi yang baik belum jadi prioritas bagi banyak orang Indonesia. Kurangnya pengetahuan tentang sanitasi yang baik, mengakibatkan banyak orang yang nggak bisa jawab tentang jamban yang sehat. Menurut Yayasan Mercy Indonesia, sekitar 60% orang Indonesia masih kesulitan menjawab soal sanitasi yang baik. Dan hal ini terjadi tidak hanya di wilayah kumuh. Memang pemerintah menargetkan tahun 2019 semua orang Indonesia akan memiliki akses sanitasi yang memadai. Tapi masalahnya tak hanya itu, fasilitas-fasilitas toilet umum di Indonesia masih menyedihkan, terutama di obyek-obyek wisata, di terminal dan di tempat-tempat persinggahan dan peristirahatan. Aku pikir ini pun harus jadi perhatian. Karena generasi yang sehat berawal dari jamban yang sehat.

Itulah sedikit keluhan aku, nggak jauh-jauh dari jengkol dan jamban. Mungkin banyak orang yang mencibir keluhan ini. Mungkin juga dianggap nggak penting. Tapi menurut aku keluhan ini penting pake bingits. Semoga bisa masuk dalam daftar yang harus diperhatikan.

Sebagai penutup sesi foto-foto bersama Presiden Jokowi, ah tadinya sih aku udah nggak ngarep ya, karena kalau foto bersama 100 orang, aku pasti nggak kelihatan, secara aku tuh orangnya pasrahan, kalau digeser orang yang pasrah aja. Eh bersyukurnya ternyata fotonya per meja. Wah seneng banget berarti lebih jelas.

[Foto paling pas komposisi orangnya]

Aku sebenernya semeja berlima, tapi pas foto Pak Thamrin Sonata disuruh gabung juga, eh setelah lihat fotonya kok ya malah jadi pas, mulai dari susunannya dan komposisinya, bakalan bisa dicetak diperbesar. Kalau boleh sedikit belagu, kayaknya meja aku yang paling bagus susunannya, mulai dari tingginya dan kerapiaannya. Tumben di foto ini nggak lagi kumat koplaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun