Sesampainya di istana, narsisnya kumat, foto-foto lah itu di halaman istana. Ternyata foto di halaman istana itu ribet, anginnya kenceng banget, rambut pada mabur ke sana sini, bikin pose cantik nggak maksimal. Hihihi.
Saat masuk ke istana, sayang ponsel dan tas nggak boleh dibawa masuk. Begitu di dalam mulai kerasa ada aura yang beda. Istana ini pasti sudah jadi saksi bisu banyak sejarah negara ini. Dari jaman Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono hingga sekarang Presiden Joko Widodo, tentu tak terhitung berapa banyak orang bertandang ke istana, berapa banyak tamu dari negara lain pernah dijamu di sini.
Â
Dan sekarang aku bersama rekan-rekan kompasianer menjadi bagian dari sekian banyak orang yang pernah diundang ke istana. Sekarang nggak hanya profesi tertentu yang bisa menjejakkan kaki di istana, tapi bisa banyak profesi, mulai dari blogger, guru, pelawak, komika, tukang ojek, mahasiswa, pengusaha beras, pedagang kaki lima, berbagai komunitas dan lain-lain. Hal ini tentu tak biasa, tapi ini langkah cerdas Presiden untuk lebih dekat dengan rakyatnya. Karena Presiden milik semua warga Indonesia tak peduli dari kalangan mana. Dan tentu Presiden itu juga milik para lovers dan haters nya.Â
Aku duduk satu meja dengan Mbak Yayat, Mbak Anazkia, Mas Arif L Hakim dan Mas Nanang Diyanto, tadinya juga bersama Mbak Niken Satyawati, hanya saja Mbak Niken diminta pindah duduk di meja special. Jadilah kami semeja hanya berlima. Senang satu meja dengan teman-teman kompasianer ini, orang-orang terverifikasi biru, sedang aku terverifikasi kuning karena terlalu terjamban.
Suasana megah terasa sekali, dengan foto-foto mantan Presiden Republik Indonesia terpajang di dinding. Begitu Presiden Jokowi datang kita semua berdiri dan bersalaman, emang beda ya rasanya salaman dengan Pak Jokowi waktu jadi Gubernur DKI Jakarta dengan sekarang jadi Presiden RI. Ada rasa yang berbeda, yang pasti bukan rasa stroberi, rasa coklat, rasa ayam goreng ataupun ra sa mbayar, yah beda aja, dulu Gubernur sekarang Presiden.