Akhirnya setelah pakai acara emosi, pintu di buka, untuk yang Platinum dan Gold disediakan kursi-kursi yang sudah ada nomornya. Di sini adalagi kelemahan panitia, harusnya nomor bangku ngurutnya kayak gini, misal 260 261 262 263 264 ... 312, nah yang nomer 313 dst, dimulai dari belakang bangku 312, jadi ngurutnya ke arah sebaliknya. Bukannya yang nomer 313, diurutin lagi dari belakang nomer 260.
Kayak ada suami istri nomernya 312 dan 313, masak yang nomer 313 di belakang nomer 260, jadinya kan di ujung-ujung, udah gitu minta tolong dipindahin bangkunya, mereka nggak respon-respon juga. Jadi emosi dah, tiket platinum kok diperlakukan kayak gitu. Sampai akhirnya ada panitia yang ngebantu ngangkat kursi dipindah ke ujung sana. Sungguh terlaluuuh. uh. uh.
Terus pas Iwan Fals masuk panggung, yang silver pada nyerbu ke bagian Platinum dan Gold A. Penyelenggara nggak bisa mencegah hal ini. Seharusnya sudah dipikirkan, dengan karakter penonton Iwan Fals, sebaiknya dibikin kayak apa. Jadi tuh orang yang sudah terlanjur membeli tiket mahal, jadi merasa dirugikan, karena toh yang festival jadi bisa masuk ke area Platinum dan Gold A. Mana nggak pada duduk, jadi nggak kelihatan. Penyelenggara masak nggak antisipasi sih.
Harusnya kalau memang nggak sanggup bikin area Platinum dan Gold itu steril, yah jangan kayak gitu penempatannya. Kayaknya kalau konser Iwan Fals, bagusnya panggungnya dimajuin lagi, terus yang tiket festival berdiri di depan panggung dan yang Platinum dan Gold di tribun.
Jadi yang membedakan tiket Platinum, Gold dan Silver hanya pas ngantrinya doang. Tapi ya sudahlah aku mah pasrah, yang penting bisa nonton.
Sementara kekecewaan pihak penyelenggara, aku sudahi sampai di sini, sekarang kita ngebahas penampilan Iwan Fals dengan polesan music director Iwang Noorsaid.
Dibuka dengan lagu Pesawat Tempur dengan aransemen yang menakjubkan. Dengan nada yang ngebit banget, kemudian disusul dengan Mimpi yang Terbeli. Lalu saat lagu Asik Nggak Asik, gila basisnya keren banget, giliran Balada Orang-orang Pedalaman drummernya yang juara. Dengan 4 pemain drum di panggung, bisa dibayangkan gimana membahana musiknya. Yang makin cihuuyy saat selanjutnya menyanyikan lagu Pinggiran Kota Besar, Tanam Siram Tanam, Ada Lagi yang Mati.
Memasuki lagu Ibu dibuat dengan nuansa orchestra dengan intro biola yang ngabisin waktu 3,5 menit sendiri. Main biolanya asik banget. Untuk Tikus Kantor dikemas dengan nuansa musik yang lucu. Hanya dengan pianonya Iwang Noorsaid dan gitarnya Iwan Fals, hasilnya kayak film kartun Tom & Jerry kalau lagi sesi main piano. Hahaha.Â