Di pagi itu Mbak Uni melamun memandang Resto Pethay yang baru buka dan ramai dikunjungi penikmat kuliner nusantara. Resto itu berada tepat di seberang Kafe Kancing Lepis. Gara-gara tuh Resto pengunjung Kafe Kancing Lepis mulai berkurang.
Mbak Uni mulai ngutak-ngatik strategi, biar bisa merebut kembali kemerdekaan bangsa, pekiiiiik.., eh..salah.., merebut lagi pelanggan Kafe Kancing Lepis. Tapi waktu sudah berjalan 46 jam, belum juga nemu ide yang cemerlang. Sempat kepikir juga apa perlu mendatangi rumah Eyang Kabur, siapa tau di kasih emas 46gr, lumayan kan buat nambahin modal. Hihihi..
Tiba-tiba datanglah seorang lelaki  dengan langkah gontai dan tergopoh-gopoh. Wajahnya kusam dan lusuh. Persis kayak orang kalah perang. Yah dialah Eyang Kasbon, eh salah ding, dialah Mas Soekaspo. Dengan kehadirannya bikin Mbak Uni tambah mumet, ini pasti mau menawarkan masalah baru.
Mas Po (demikianlah nama bekennya..) tanpa ha' tanpa hu', langsung duduk di depan Mbak Uni dan memulai pembicaraan dengan berbinar-binar, "Mbak Uni, aku ada ide biar Kafe Kancing Lepis kembali gempita seperti dahulu kala.."
Mbak Uni menyambut dengan enggan, "Halaaah... Mesti nanti bawa masalah baru lagiiii... Udah kuapooook akyuuuuh Maaaaas....."
"Beneran iniiiih... Pasti Kafe nya jadi rame deeeh.. Gini deh, untuk edisi pertama, aku kasih grateeesss...", Mas Po mendadak menggebu-gebu.
"Nggak yakin akyuuuuh... Lihat Mas Po yang kisut kayak orang kalah perang aja, aku bisa nebak, Mas Po pasti habis bikin masalah... Ayoo ngakuuuw..."
"Percaya deh kali ini nggak bikin masalah... Sumpriiiit daaaah...."
"Emang Mas Po mau ngasih ide apa?"
"Gini.. Mbak Uni taukan, aku punya band yang namanya The Jenkster? Nah tiap malam nanti band aku nyanyi disini, pasti jadi rame deh Kafe nyaaa..."
"Huaaaaah ndaaaaak maoooooooo... Lah wong suaranya amburadul gituuuuh..."
