Mbak Uni baru aja beli diary. Berharap nantinya banyak kenangan indah yang tersimpan di diary barunya.. 01 Agustus ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Suatu pagi setelah kejadian persengkongkolan Mas Jepe dan Mas Soekaspo, Mbak Uni hanya bisa ngelamun mikirin mau di kasih hukuman apa tuh orang berdua yaa? Akhirnya Mbak Uni curhat ke Ibu-ibu arisan yang sering nggossip di Kafe Kancing Lepis. Kak Rossi, Teh Ice Juice, Tante Djadoel dan Bu Dinces, pada sok serius mikirin strategi untuk menghukum Mas Jepe dan Mas Soekaspo. Detik demi detik berlalu, menit demi menit berganti, dan setelah 46 menit.... Tante Djadoel: Ahaaaaa... Gue ade ide nih... Semua menunggu dengan harap-harap cemas, ini pasti ide cemerlang. Kemudian Tante Djadoel dengan semangat 46 menyampaikan idenya.... Tante Djadoel: Gimana kalo Mas Po dan Mas Je di suruh nyupir alias nyuci piring aja selama seminggu...??!!! Dan semua penonton kecewaaaa... *tepok jidat berjamaah* Tante Djadoel: Lah emang ada ide yang lain apa? Dari tadi cuma pada diem-dieman.. Tak lama berselang Mas Jepe dan Mas Soekaspo datang. Mas Jepe: Mbak Umi eh Mbak Uni, saya dan kerambat saya Kaspo datang kemari ingin minta maaf atas kejadian semalem.. Mbak Uni: Baik Mas, saya maafkan tapi mulai hari ini dan seminggu kedepan, Mas Je dan Mas Po nyuci piring plus ngelayanin tamu pas jam berbuka puasa. Gimana? Deal? Mas Jepe dan Mas Soekaspo dengan terpaksa kudu deal. Saat berbuka puasa tiba, Kafe Kancing Lepis pun ramai kedatengan pengunjung. Di salah satu meja ada para tetua Pak Soekardee, Babeh Helmi, Mbah Pit dan Mbah Jenggot mau "bubar" alias buka bareng atau dalam ngistilah Mbah Jenggot "open together". Mbah Jenggot: waiter kam hier.. Mas Soekaspo dateng dengan resah dan gelisah... eh... dengan tergesa-gesa. Mas Soekaspo: Mau pesen apa Mbah? Pak Soekardee: Loh kok ente kerja dimari Po? Mas Soekaspo: Iseng aja Pak, lagi ngisi waktu sebelum berkelana. Dan Mas Soekaspo pun mengeluarkan iPad yang baru dibeli Mbak Uni untuk mencatat pesanan-pesanan. Begitu pesanan di catat di aplikasi JengQ, maka akan otomatis terkirim ke dapur Kafe yang kemudian ditindak lanjuti oleh koki. Demikianlah kecanggihan Kafe Kancing Lepis ini. Sementara itu, Mbak Uni menghampiri Mbah Jenggot... Mbak Uni: Mbah Jeng, leptop aku rusak niiih... Tolong di benerin yaaakkk... Mbah Jenggot: Ok Mbak Uni besok saya ambil yaa.. Mbak Uni: Sipp.. Thanks yaaa.. Kemudian Mas Soekaspo merasa kerjaannya mudah, sehingga dia pun datangi semua meja dan mencatat berbagai pesanan. Tak berapa lama, iPad di tangan Mas Soekaspo bunyi "tung-tung", itu info tanda pesanan sudah siap disajikan. Karena waktu berbuka hampir tiba, Mas Soekaspo buru-buru menyajikan pesanan. Dan.... krompyang... byurrr... praaankk... Mas Soekaspo kepeleset dan semua pesenan berjatuhan, mulai dari piring-piring pecah sampe es cendol yang mendarat di kepala buthak Babeh Helmi. Babeh: Po, gile lu yeee.. Mentang-mentang kepala gue buthak, elo kasih wig dari cendol.. Mas Soekaspo: Maaf Beh.. Nganuuuwww... Ini mata kaki saya udah minus.. Jadi nggak bisa liat jalan dengan baik. Kayaknya rabun ayam.. Babeh: errrrrrgggghhhhh....... ayam aja pake rabun segala... Sementara kekacauan sedang terjadi di meja para tamu, tiba-tiba di dapur bunyi ribut-ribut... krompyaaaankkk... praaankkk... criiiing... Mbak Uni langsung ke dapur ngecek ada apa.. Ternyataaa..... Semua cucian piring Mas Jepe pecah. Mbak Uni: Hadeuuuuuuuh Mas Jeeeee... Kok pecah semuaaaaaa....??!! Mas Jepe: Anuuuuwww... eeee... anuuuwww... Ini cairan "Mama Lemot" nya terlalu licin , ini mungkin Mama Lemot palsu.. Mungkin ada baiknya besok beli yang "Sinar Matahari" ajaa... Mbak Uni mulai hilang kesabaran: Mas Je dan Mas Po lebih baik pulaaaaaangggg... Bukannya ngebantu, malah bikin aku jadi rugiiiiiiii..... 02 Agustus ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Mbah Jenggot dateng memenuhi janji mau serpis leptop Mbak Uni.. Mbak Uni: Kapan nih beresnya Mbah? Mbah Jenggot: Tiga hari tiga malam Mbak Uni.. Mbak Uni: Terus saya ngapain selama tiga hari tiga malam? Mbah Jenggot: Ahaaaa... Dengerin MP3 ini aja Mbak Uni, lagu-lagunya The Jenkster.. Dijamin nggak bosen Mbak Uni: Okeh deh sipp.. 03 Agustus ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- [caption id="attachment_205397" align="aligncenter" width="333" caption="Kue Kering Pelangi Kancing Lepis (a)"][/caption] Mas Jepe dan Mas Soekaspo dateng lagi dengan wajah yang di buat semelankolis mungkin. Mas Jepe: Mbak Uni saya dan Kaspo benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin.. Kami janji akan memperbaiki kesalahan yang kemarin.. Mbak Uni pun tak tega dan memberi kesempatan kedua: Baiklah.. Menjelang lebaran, banyak pesenan kue kering Pelangi Kancing Lepis. Warna-warnanya mewakili rasa.. Cuma saya belum punya deliveryman alias tukang anter kue-kue itu.. Gimana kalau Mas Je dan Mas Po yang anter.. Mas Jepe dan Mas Soekaspo senang tampaknya tugas ini lebih cocok buat mereka: siyaaaaaappp.... Mbak Uni: Di belakang ada banyak sepeda onthel, silahkan pilih sebagai alat transportasi.. Mas Jepe dan Mas Soekaspo jawaban barengan lagi persis kayak anak TK: laksanakan komendaaan.. Mbak Uni: Ini yang rasa durian pesenannya Abang Uda, yang rasa Stroberi pesenan Bang Jack Katrow, yang rasa anggur pesenan Mas Dulkemit, yang rasa apel pesenan Bu Dinces.. Jangan sampe ketuker yaakkk... Mas Jepe dan Mas Soekaspo kembali koor: Okeh deeeh... Dan Mas Jepe pun sampai di rumah Mas Dulkemit.. Mas Jepe: Mas Dul, ini pesenan kue keringnyaa.. Mas Dulkemit: Mas Je, kok warnanya hijau? Kan saya pesen rasa anggur.. Mas Jepe: Anggur kan nggak cuma warna ungu, ada juga anggur hijau.. Mas Dulkemit: Oooo gitu yaa.. Baiklah.. Terima kasih.. Sementara itu dikediaman Bu Dinces.. Mas Soekaspo: Ini bu pesenan kue keringnya dari Kafe Kancing Lepis.. Bu Dinces: Loh kok warna ungu? Aku kan pesennya rasa apel.. Mas Soekaspo: Loh ini apel Italia, warnanya memang merah keunguan.. Bu Dinces: Hmmm.. Yo wis lah... Mathur nuwun.. [caption id="attachment_205401" align="aligncenter" width="429" caption="Onthel Untuk Deliveryman (b)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H