Yang di tangan kanan, karena habis latihan bela diri Tapak Suci waktu kelas 1 SMP, temen-temen gue tiba-tiba lari-lari sambil teriak-teriak orang gila, karena mereka lari-lari sradak sruduk nggak jelas, akhirnya gue keselengkat jatuh selancar di aspal, plus ditimpa 3 orang temen gue. Huaaaaaaaah... Gue teriak, "kalian apa-apain sih, ikut Tapak Suci tapi takut sama orang gilaaaa....rrrrrrrghhhhhh..."
Pas gue lihat tangan gue, lukanya lumayan gede dan daging gue kelihatan gitu. Temen gue bukannya nolongin gue malah lanjut lari. Waktu tuh orang gila ngelihat gue, dia ketawa cekikikan, sepertinya puas bener lihat darah gue. Gue cuma bisa melototin dia sambil meringis. Dasar wong uediaaaaaaaan... Yang gue sesalin cuma satu, orang gila itu berhasil meninggalkan bekas permanent yang bikin gue nggak kan bisa ngelupain dia seumur hidup.
Nah kalau yang di kaki kanan, bekas luka yang sangat memalukan. Gara-gara pengalaman pertama kali pakai pembalut, akhirnya jatuh secara mengenaskan. Untung nggak ada yang lihat. Tapi bekas lukanya nggak hilang sampai sekarang, seakan berusaha untuk mengingatkan betapa bodohnya gue. Hihihi.
Sebenernya sih gue sering jatuh, tapi nggak tau kenapa, hanya 2 bekas luka yang terukir indah sampai hari ini. Mungkin karena 2 kejadian itu adalah kejadian yang paling nggak asik, jadi harus selalu diingat.
Bulu Kaki
Nggak tau kenapa para model itu harus tanpa bulu kaki. Gue tuh punya banyak bulu kaki, walaupun nggak keriting sih. Dan gue selalu heran dulu kalau lihat temen cewek pada suka nyukur bulu kaki. Buat apa coba, jadi model pun tidak, ngapain repot-repot nyukur bulu kaki segala.
Apalagi jaman sekarang, cewek-cewek pada rajin waxing bulu kaki. Gue rada nggak ngerti, mengapa ingin cantik itu menyakitkan. Gue lihat proses waxing itu cenderung brutal dan menyakitkan. Salut buat para cewek yang rela sakit-sakitan untuk waxing. Oh ya ada efek lainnya loh, kalau salah melakukan waxing, bisa mengakibatkan, bulu tumbuhnya ke dalam. Walah. Walah.
Padahal menurut gue, bulu kaki itu bikin cewek terlihat eksotis loh. Justru daya tarik itu bisa datang dari bulu kaki. Hahahahaha. (Ini asli ngarang... Belum riset ke para cowok soalnya..).
Syarat menjadi model berikutnya adalah fotogenit. Gue dari dulu paling nggak bisa pose, paling banter pose gue yang kepala rada miring dikit, terus kasih senyum dikit dan bila perlu pamerin gingsul gue. Standar sungguh.
Foto gue bisa berbeda dari pakem yang ada, cuma kalau ada yang memfoto gue secara diam-diam. Itupun bukan jadi bagus, biasanya jadi lebih parah. Hihihi. Gue nggak tau kenapa, nggak bisa berfoto dengan wajah ekspresif atau sok cool. Jadi nggak kan pernah bisa jadi fotogenit. Secara gue juga nggak genit sih (jaka sembung yo band...).