Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rindu Soeharto??!!

18 Mei 2011   07:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:30 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila ada yang mengatakan KKN jaman ORBA tidak dilakukan dengan fulgar, seperti saat sekarang yang dengan terang-terangan tersaji diberbagai media. Sekali lagi saya ingatkan, saat ORBA semua media "dibungkam", sedang sekarang media bebas memberitakan apapun juga walau terkadang ada beberapa yang menyesatkan demi kepentingan sang pemilik, belum lagi KPK yang bekerja tak pandang bulu. Walaupun belum bisa diberantas secara menyeluruh, namun dengan kasak kusuk media dan KPK juga masyarakat yang bisa dengan mudah bersuara, saya yakin lama kelamaan akan membuat pelaku KKN jera.

Dengan cara-cara ORBA tersebut, maka terciptalah bangsa yang penuh dengan ketakutan sehingga menampilkan sebuah negara yang aman, damai dan tenteram. Tak ada berita negatif apapun tentang negara Indonesia yang tergambar "gemah lipah loh jinawi".

Belum lagi kewajiban bagi seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) beserta keluarganya juga keluarga TNI/POLRI diwajibkan memilih GOLKAR saat pemilu. Dan kita memiliki Wakil Rakyat yang hanya "tidur karena hanya tau kata setuju saat sidang menentukan nasib rakyat" juga menerima laporan Presiden dan memilih secara aklamasi Soeharto menjadi Presiden setiap periode. Bila tidak mengikuti aturan main, karier pun terhenti. Gambaran demokrasi yang terbelenggu ketakutan.

Berbeda dengan sekarang, anggota DPR bebas berpendapat, walaupun wakil rakyat kita yang sekarang masih jauh dari harapan, karena lebih mementingkan kepentingan partai dari pada kepentingan rakyat. Namun rakyat saat ini sudah cerdas bisa menilai dan bebas bersuara, maka saya yakin rakyat bisa menjadi kontrol dan akan melahirkan wakil rakyat yang lebih berkualitas dikemudian hari.

Demikian juga untuk media saat ini yang masih mengutamakan kepentingan pemiliknya dari pada menyampaikan kebenaran sebuah berita, dengan kecerdasan masyarakat dan kebebasan juga kemudahan mencari berbagai informasi yang bisa diperoleh, di kemudian hari akan hanya menyisakan media yang benar-benar berkualitas.

Buat saya perjuangan angkatan 98 untuk reformasi yang bisa kita nikmati saat ini jauh lebih baik dari pada masa ORBA. Sekarang kita bebas berpendapat salah satunya menulis di kompasiana atau berkomentar di twitter dan media lain tanpa takut "dibungkam".

Dan bila sekarang masih jauh dari harapan kita, saya hanya ingin mengingatkan segala sesuatu butuh proses. Segala borok yang tampak saat ini adalah karena kebebasan yang telah kita raih di era reformasi dan nantinya akan menjadi kontrol bagi para pejabat kita.

Di masa yang akan datang saya selalu optimis Indonesia akan menjadi lebih baik. Walau generasi saat ini berteman akrab dengan segala sesuatu yang instan namun bukan berarti segala sesuatu harus serba instan.

Nikmatilah proses reformasi menuju Indonesia yang lebih baik tak hanya kulitnya namun juga isinya. Ayolah generasi muda bangkitlah, jadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Teruslah berkarya dan berbuat sesuatu untuk bangsa ini sekecil apapun itu akan sangat berguna.

Sambutlah Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2011 dengan harapan baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun