Mohon tunggu...
PRIADARSINI (DESSY)
PRIADARSINI (DESSY) Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan Biasa

penikmat jengQ, pemerhati jamban, penggila serial Supernatural, pengagum Jensen Ackles, penyuka novel John Grisham, pecinta lagu Iwan Fals, pendukung garis keras Manchester United ....................................................................................................................... member of @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lebih Mencintai Indonesia Setelah Bermukim di Jayapura

3 Mei 2011   06:26 Diperbarui: 11 Agustus 2015   20:44 3233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang Papua pada dasarnya adalah orang yang tulus, namun mereka juga terkadang lugu, saking lugunya jadi sering dimanfaatkan juga mudah di provokasi. Hal ini yang membuat sering terjadi konflik antar suku di Papua. Tapi entah bagaimana, itu hanya pada saat konflik terjadi, besoknya mereka biasa saja bahkan berteman lagi.

Di Papua konflik sering terjadi antara suku-suku Papua atau antara Maluku dengan Papua atau bahkan Jawa dengan Maluku atau Makasar dengan Bugis dan lain-lain. Yang paling repot kalau Makasar dengan Bugis sedang berkelahi, pasar bisa tutup tiga hari, karena pedagang mayoritas berasal dari Makasar dan Bugis. Namun setelah mereda, mereka akrab kembali dan berjalan harmonis lagi.

5. Gempa

Di Papua hampir tiap minggu terjadi gempa. Saat awal tinggal di Papua, bila ada gempa kami berlari-lari keluar rumah. Dan heran kenapa tidak ada yang keluar rumah. Ternyata orang disana sudah terbiasa dengan gempa di bawah 6 skala richter, selain itu rumah disana sudah didesign tahan gempa. Saya ingat waktu disekolah terjadi gempa, kami santai tetap belajar, walau alat tulis sudah berjatuhan karena memang sering terjadi. Tapi sekali waktu gempa terjadi lebih dari 10 menit, kami mulai waspada, saat sudah berlari keluar, gempa pun berhenti. Saya sering mengalami tidur seperti diayunan yang berayun sangat kencang saat malam hari. Awalnya selalu terbangun, lama-lama semakin biasa sehingga malah terbuai mimpi.

Gempa 8 skala richter pernah terjadi dengan pusat gempa di Biak. Saat itu Bandara Internasional Biak lumpuh, banyak jalan yang terbelah. Salutnya rumah-rumah dan gedung-gedung di Biak tidak ada yang sampai ambruk, hanya retak disana sini dan ubin-ubinnya pecah. Dan di Jayapura yang dekat dengan Biak, tidak berefek pada bangunan-bangunannya. Kami hanya merasakan guncangan yang hebat. Gempa di Biak terjadi karena, pulau Biak yang kecil yang semakin kebawah semakin mengerucut, sehingga sering terjadi patahan.

Menurut guru geografi saya, di Papua sering terjadi gempa karena gunung-gunungnya masih muda, sehingga masih akan sering bergeser. Dengan gunung-gunung yang masih muda tersebut, di kemudian hari tidak hanya di Timika saja, gunung-gunung lain di Papua di masa depan akan menjadi penghasil tambang nikel, tembaga, emas dan lain-lain. Dan hal itulah yang menjadi incaran Australia sejak tahun 1980an.

Ada hal yang luar biasa terjadi seputar emas. Sekitar tahun 1997, 1998 atau 1999 di Jayapura, heboh karena di halaman-halaman rumah terdapat kandungan emas. Dan memang banyak yang menyianginya dan memeperoleh emas. Jadilah warga Jayapura berburu emas dipekarangan rumah masing-masing.

6. Mabuk

Saya dulu takut keluar di atas jam 7 malam, karena banyak orang mabuk di pinggir jalan. Orang Papua memang senang sekali minum alkohol, apalagi kalau awal bulan, banyak sekali orang mabuk di pinggir jalan. Lama kelamaan saya tidak takut lagi keluar malam, karena ternyata mereka mabuk tapi tidak menganggu orang lain. Benar-benar hanya mabuk berat tanpa membuat keributan. Bahkan kebanyakan mereka tepar di pinggir jalan.

7. Jam Berdagang

Di Papua berdagang ada jamnya, dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang, kemudian mereka istirahat tidur siang, nanti buka lagi jam 3 atau 4 sore sampai jam 7 atau 9 malam. Jadi bila anda mencari warung jam 1 siang, tidak akan ada yang buka, lebih baik menunggu hingga jam 4 sore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun